Kamis, 25 Maret 2010

Babak 51: Raja Tu Shi, Astana Neraka ke-9

BERKUNJUNG DENGAN RAJA TU SHI
BUDDHA HIDUP CI KUNG TURUN
TAHUN TING SHE, SA GWEE JI CAP KAU 2535
MELAWAT KE ASTANA NERAKA KE - 9

Prolog:
"Sulit bagi umat manusia untuk bisa lolos dari pintu hantu,
Arwah demi arwah yang sudah meninggalkan pintu hantu ternyata juga kembali lagi,
Kekayaan, kedudukan, dan kemegahan duniawi layaknya sebuah mimpi belaka,
Lebih baik hidup bersahaja dan tekun bekerja, dengan sendirinya akan terasa bahagia serta lega dan santai"

Ci Hoet : Kita sudah melewati delapan Astana, kini perlawatan ke Alam Baka telah tiba saatnya ke Astana neraka ke sembilan, hari ini kita akan ke sana untuk mengungkap rahasia kinerja kuasa neraka, Yang Sheng bersiaplah naik keatas teratai.

Yang Sheng: Hari ini akan melawat Astana neraka kesembilan, penyusunan kitab "Melawat ke A/am Neraka" sudah hampir selesai sungguh tak terlukiskan rasa gembira dalam lubuk hati saya.

Ci Hoet: Jika sudah melewati masa kritis dalam percobaan sembiIan babak, kau akan jauh terasa ringan, tapi jangan terlalu dini untuk bersenang hati, perjalanan masih jauh dan tugas pun berat, kita harus bekerja dengan hati-hati, jika kitab "Melawat ke Alam Neraka" ini bisa terbit untuk menyadarkan umat, kau akan menndapat pahala utama,saya harap kau baik-baik menjalankan tugas, cepatlah naik keatas teratai.

Yang Sheng: Siap, saya sudah duduk dengan baik, silahhkan Guru berangkat. ...

Ci Hoet : Sudah tiba, Yang Shen, Turunlah.

YangSheng: Saya sudah turun, di depan sana tampak ada keramaian, banyak orang berdesak-desakan, agaknya ada upacara besar untuk menyambut kedatangan kami

Ci Hoet : Penguasa Astana neraka ke-9 Raja Tu Shi [xx] sebelumnya sudah lama mendengar kalau hari ini kita akan datang berkunnjung, maka secara khusus beliau mengatur penyambutan kita yang datang dari alam dunia, dengan menyelenggarakan jamuan makan, coba kau lihat dan dengar! Suara tabuhan gembreng dan genderang begitu memekakkan telinga, lagu penyambutan dibunyikan dengan menggunakan berbagai instrument alat musik tradisional.

YangSheng ; Melodi musik ini seperti musik klasik populer!

Ci Hoet : Ya!

YangSheng : Kata orang bilamana terdengar alunan musik surgawl: itu pertanda ada orang yang naik ke surga, apakah memang demikian?

Ci Hoet : Ya, umat di dunia dalam membina jalan keTuhanan yang jasa pahalanya sudah mencapai tingkat sempurna, pasti akan mendengar alunan musik surgawi ditelinganya pada saat berpulang ke alam dewata; tapi jika orang tersebut tak punya amal jasa dan kebajikan yang sangat besar, penguasa langit takkan memberlakukan / mengadakan penghormatan yang luar biosa. Tradisi di dunia saat diadakan upacara pembagian hadiah tanda jasa juga diiringi dengan musik, di dunia ada musik gubahan manusia, di surga pun ada musik surgawi, itu memang bukan omong kosong. Jika semasa hidup hanya melakukan kejahatan, menjelang kematiannya pasti sering mendengar suara tangisan setan, atau bunyi-bunyian rantai dan borgol, kalau sudah begitu, perjalanannya untuk berpulang memang pantas dikuatirkan, itu pertanda akan ditangkap oleh danyang utusan neraka. Cepatkan langkah laju kita, para Pejabat Astana ke sembilan sudah berbaris menunggu kita!

YangSheng : Hormat hamba kepada raja Tu Shi Dan para pejabat malaikat, hamba adalah mUrid Perguruan Roh Suci berasal dari Vihara Sheng Shian di kota Tai Chung, bersama dengan Guru Ci Hoet menerima Tilah menyusun kitab perlawatan ke alam baka, hari ini datang kemari hamba mengucap terima kasih atas perlakuan istimewa Baginda, hamba mohon diberi kemudahan!

Yam Ong : Cukup, berdirilah saudara Yang San Sheng. Hari ini kami secara khusus menyediakan jamuan makan, untuk menjamu kalian berdua. Cepat ikuti Saya masuk ke ruang tamu Astana untuk istirahat.

YangSheng : Terima kasih atas perlakuan istimewa Baginda!.

Ci Hoet : Kita ikuti saja Yam Ong masuk ke dalam Astana untuk istirahat!

Yam Ong : Kalian berdua silahkan duduk, tak usah sungkan, demi menyusun kitab melawat ke alam baka,melawat dari Astana pertama hingga Astana kami, tentu banyak bersusah payah, hari ini secara khusus Saya menyelenggarakan jamuan makan untuk kalian berdua!

Ci Hoet : Terima kasih atas perhatian Raja Tu Shi, beruntung ada Anda yang mengadakan jamuan makan untuk kami berdua, kalau tidak, maka selama lebih dari setahun ini, alas duduk teratai sudah dipenuhi dengan debu!
(menjamu tamu yang datang dari kejauhan, dalam bahasa Mandarin diistilahkan dengan kata Xi Chen [xx], secara harfiah artinya membersihkan debu. Sebelum makan, biasanya mandi-mandi dulu.)

Yam Ong : Apa betul? Hati Guru asalnya bersih dan jermh, hanya badannnya saja yang kotor, bak bunga teratai yang tumbuh di lumpur yang kotor tapi bunganya tak terkotori Karena sifat asalnya memang suka menjaga kebersihan dan keluhuran budi dirinya, hanya kedua kaki-fananya saja yang salah jalan, maka sesekali perlu dibersihkan. Kalian tak usah sungkan, silahkan ambil sendiri dan makanlah buah-buahan dewata sesuka hati!

Ci Hoet : Tak usah sungkan-sungkan, muridku, muridku, mari makan buah dewata.

YangSheng : Terima kasih, buah-buahan dalam piring ini mirip buah anggur yang ada di alam dunia, merah keungu-unguan,aromanya harum, rasanya manis, sungguh enak!

Yam Ong : Ini memang buah anggur hitam, tumbuh di gunung Kun Lun, tumbuh secara alami, mendapat sari energi dari langit dan bumi, maka wujud warnanya jadi hitam,tergolong buah-buahan bernilai tinggi, makanlah sepuasnya!

Ci Hoet : Kita sambil makan sambil ngobrol, Yang Sheng, jika kau ada pertanyaan, mintalah petunjuk dari Yam Ong!

YangSheng : Baiklah, hamba mau bertanya, bagaimanakah kesan Baginda hidup di alam neraka?

Yam Ong: Ha ... ha! Bagaimanapun berada disini kami juga merasa mengemban tanggung jawab yang besar dan berat, perjalanannpun terasa panjang dan jauh, menyaksikan sekelompok demi sekelompok roh dosa menerima siksa hukum yang keras, hati kami sebenar nya juga tak tega, tapi apa boleh buat, siapa saja yang datang kemari tentu harus diproses secara adil, sama sekali tak boleh pilih kasih, semoga para umat bisa lebih cepat insaf dan kembaIi ke jalan kebaikan, baru tanggung jawab kami bisa selesai. Kehidupan di alam baka ada sisi serius dan santaiinya, sama seperti para hakim di alam duma, tak lain ''seperti cermin yang terang dan terpampang tinggi" dan "meluruskan pikiran hati menegakkan suri tauladan!”

YangSheng : Oh, ternyata begitu, mohon tanya Yam Ong, Astana Anda berkuasa atas neraka mana saja?

Yam Ong: Astana kami terutama berkuasa atas Neraka Besar Aphi (Neraka Abadi) [xx], disamping itu masih ada 16 Sub Seksi neraka kecil lainnya, untuk menghukum roh dosa.

YangSheng : Sering ada orang bertanya, setelah meninggal masuk lapisan neraka ke-18, bagaimanakah penjelasannya?

Yam Ong : Umat di dunia sering bercanda dengan berkata "setelah mati masuk lapisan neraka ke-18, meneguk minuman kopi itu sebenarnya mengacu pada "Neraka Aphi” karena Neraka Aphi ada 18 lapis, langsung tembus ke titik pusat perut bumi, di dalamnya sangat gelap dan seram, tak dapat melihat apa-apa, penuh dengan lahar bumi: warnanya seperti kopl: bila roh dosa berada di dalam, bagaikan meneguk minuman kopi: apakah kau juga ingin minum secangkir?

YangSheng : Tidak! Tidak! Saya cukup minum teh saja, saya tak mau minum “teh asing" itu, takut tak tahan!

Yam Ong : Ternyata kau sangat berhati-hati: silahkan makan buah dewata!
YangSheng : Hidangan dingin ini seperti “Sembilan tingkat pagoda" [xx] yang ada di dunia (daun kemangi), terasa harum bila dimakan, akan tetapi juga manis dingin, lebih unggul dari yang ditanam di dunia, sayur apakah ini?

Yam Ong : Tak salah ini juga disebut "Sembilan tingkat pagoda” khas dari hasil Astana ke-9, berkhasiat menguatkan buah pinggang dan tulang, menambah banyak energi pokok, sembilan tingkat mengacu pada kutub Yang (kutub positif, puncak positif), maka “Sembilan tingkat pagoda" menambah hawa positif, bila kau makan, pasti akan berkhasiat!

Ci Hoet : Ha ... ha! Sering-seringlah naik ke Pagoda tingkat 9, dan sebaik nya janganlah turun ke "18 lapis Neraka, Aphi"!

Yam Ong : Kalian berdua jangan sungkan, dengan jamuan makan sederhana yang kami sediakan,sekalipun sudah banyak makan, namun masih tampak belum segar, bagaimana kalau kami ajak saudara Yang Shan Sheng pergi mandi membersihkan debu di bawah “air terjun Sembilan lajur mata air”?

Yang Sheng : Saya agak takut, mohon Guru menemani saya pergi!

Ci Hoet : Baiklah!

Yam Ong : Silahkan kalian berdua ikuti saya melaju!

Yang Sheng : Terima kasih atas dampingan Yam Ong beserta pejabat malaikat, di sepanjang jalan terasa sejuk dan segar, di daerah neraka jarang terdapat jalan yang bersih, datar dan lapang seperti ini!

Ci Hoet : Jalan ini dikhususkan untuk perlawatan para pembina dan penempa diri, roh suci siapa saja yang kelak akan ditugaskan ke alam dunia menerima kedudukan dewa di atas altar, semuanya harus mandi membersihkan debu kemari, setelah itu baru diperbolehkan pergi ke alam dunia untuk menerima persembahan dupa hio, hari ini kau beruntung bisa datang kemari, mari, lebih dulu cobalah rasa yang terkandung di dalamnya, lihat, di depan sana ada tiga tokoh para suci, ber jalan menuju kemari, mereka semuanya habis mandi membersihkan debu, sekarang akan ke alam dunia menerima kedudukan dewa!

Yang Sheng : Mereka tampak bersuka cita, wajahnya memancarkan sinar kencana!

Yam Ong : Silahkan kalian melaju lebih cepat!

Yang Sheng : Di depan tampak sebuah gunung nan tinggi, di atas gunung pepohonan hijau fumbuh dengan subur, air ter jun dari atas bebatuan, membentuk pilar air dengan derasnya, terbentuklah pemandangan pilar air terjun yang seakan-akan menyangga langit, dalam cuaca panas seperti sekarang ini, bila bisa mandi dengan air dingin tentu akan merasakan "sejuknya hati dan terbukalah (timbullah) selera makannyal"

Yam Ong : Sudah tiba di lokasi Air ter jun Sembilan Lajur!

YangSheng : Ternyata benar juga, di samping bebatuan gunung tertera empat huruf emas yang besar "Air terjun Sembilan Lajur"[xx], dari atas gunung ada sembllan lajur pilar air yang airnya terjun ke bawah dengan derasnya.

Yam Ong : Yang San Sheng, bersiaplah untuk berendam membersihkan debu duniawi. Perintahkan para perwira penjaga untuk menyinggkir sementara!

Perwira : Siap!

Yam Ong : Yang San Sheng, kau berjalanlah sendiri menuju bawah air terjun!
YangSheng : Tekanan airnya begitu dahsyat dan derasnya, saya tak berani Guru, dampingilah saya sekalian.

Ci Hoet : Baiklah, badan keBuddhaanku ini sudah tiga tahun lamanya tak dimandikan, seharusnya mengambil kesempatan untuk sekali-kaIi mandi dan dibersihkan, marilah, kita berdua jalan bersama!

YangSheng : Sungguh sejuk dan segar rasanya, oh, mata saya terpejam tak bisa dibuka.

Ci Hoet : Cepat buka matamu, agar "mata rabun"mu ikut tercuci bersih!

YangSheng : Baiklah! Sungguh enak sekali, tapi sekujur badan basah kuyup, bagaimana ini?

Ci Hoet : Tak masalah, nanti saya kipas pakai kipas asiwung-ku, dengan sendirinya akan seperti mesin pengering, begitu dijalankan langgsung kering, cepat cuci bersih bagian telapak kaki, bagian itu tak terguyur oleh air, paling kotor!

YangSheng : Mohon kepada Guru, janganlah menyindir, baikkah?

Ci Hoet : Bagian yang tak terlihat, memang paling kotor, bawah kaki, kolong ranjang, kolong meja, di tempat-tempat seperti itu disebut "sudut mati"', jika tak dibersihkan secara total, memangnya mau dibiarkan tumbuh kutu-kutunya! Kelak besok bagaimana bisa melambung naik ke atas awan!

YangSheng : Oh, ya, ya, kata Guru memang benar

Ci Hoet : Kiranya sudah cukup, "sembilan mata air" ini adalah semburan air dari sembilan naga, begitu debu kotoran duniawinya kena sembur, langsung menjadi bersih, tak perlu pakai sabun, deterjen atau zat pembersih lagi, umat di dunia harus senantiasa menjaga kebersihan prilaku lahiriah dan batiniahnya,agar setelah meninggal tak sampai "tak lolos" dari pemeriksaan sehingga dikenai hukuman. Cepatlah keluar, selesai sudah mandinya!

YangSheng : Guru, kipasi/ah dirlku agar cepat kering!

Ci Hoet : Lihatlah kipasku ini, pasti lebih unggul dari pada mesin pengering!
Yang Sheng : Ternyata pakaianku ini sudah kering, betapa segarnya segenap raga dan batinku, terima kasih banyak kepada Guru dan Yam Ong!

Yam Ong : Semoga saudara Yang San Sheng bisa baik-baik berdharma bhakti pada Vihara Sheng Shian, paculah dirimu!

YangSheng : Siap! Mohon Yam Ong banyak memberkahi dengan sinar nurani!
Yam Ong : "Bila awan telah pergi, maka tampaklah sinarnya, tanpa dicuci pun akan bersih dengan sendirinya", renungkanlah!

Ci Hoet : Karena waktunya sudah habis, kami cukup sampai disini dulu dan mohon pamit, mohon maat, kami tak bisa mengantar Yam Ong pulang ke Astana.

Yam Ong : Tak apa-apa, hai, pejabat-pejabat sekalian, berbarislah mengghantar tamu pulang!

YangSheng : Hamba menghatur banyak terima kasih atas jamuan Baginda Yam Ong serta kesempatan yang dlberlkan untuk mandi di "sembilan mata air naga”, budi kebaikan Yam Ong takkan hamba lupakan selamanya, sampai jumpa semuanya!

Ci Hoet : Sudah tiba di Vihara Sheng Shian, turunlah Yang Sheng, roh kembali ke badan.

:: selesai disunting pada Jumat, 26 Feb 2010, 11:38
--jumatan dulu --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar