tag:blogger.com,1999:blog-5710413665315843222023-11-15T10:03:19.488-08:00Ti-yi-you-ciUnknownnoreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-571041366531584322.post-59589257053671059792010-03-25T08:41:00.000-07:002010-03-25T08:43:18.755-07:00Babak 55: Neraka 10, Raja Zhuan Lun<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >MELAWAT KE ASTANA NERAKA YANG KE SEPULUH </span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >BERTEMU DENGAN RAJA ZHUAN LUN </span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >BUDDHA HIDUP CI KUNG TURUN</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >TAHUN TING SHE, GO GWEE JWEE KAU 2535</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;"><br />Prolog: </span><br /><span style="font-size:85%;">"Kesepuluh Astana Yam Ong jarang sekali member pengampunan, </span><br /><span style="font-size:85%;">Siapa saja yang ugal-ugalan hingga tiba di sini pasti akan kehilangan nyalinya, </span><br /><span style="font-size:85%;">Rasanya sia-sia saja membuat bahagia anak-cucu dengan meningggalkan harta kekayaan yang berlimpah ruah, </span><br /><span style="font-size:85%;">Tak urung yang terdengar di alam baka hanyalah suara jerit kesakitan dan derita. “</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Perlawatan ke alam baka kini sudah sampai ke Astana sepuluh, kitab "Melawat ke Alam Neraka" sudah mendekati babak akhir, namun "suara babak akhir" ini sungguh tragis sekali, yaitu suara putaran roda tumimbal lahir, para makhluk diputar hingga terasa pusing tak kepalang, rasanya langit dan bumi pun menjadi gelap gulita, terbengong-bengong tak dapat mengenal arah angin, oleh sebab itu begitu terlahirkan di dunia, umat menjadi lupa sarna sekali akan pengalamannya pada masa kehidupan yang lampau. Maka bagi seseorang yang membina diri di jalan Tao (keTuhanan) haruslah sering-sering bertanya pada diri sendiri: "Siapakah aku ini?", jika sampai mengerti "Siapakah Kau?" maka dapat dikatakan orang yang telah mendapatkan Tao (hakekat kebenaran)! Hari ini siap melawat ke alam baka, Yang Sheng, naiklah ke atas teratai. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Yang Sheng : “Nanti dulu, Guru, saya mohon tanya, ada orang bertanya padaku, jika mau amal cetak kitab "Melawat ke Alam Neraka” dengan disertai suatu doa permohonan dan harus mengutarakan doanya di hadapan altar sembahyangan "Ciao Kun” [xx] (Dewa dapur}, padahal dapur dapur di masa kini kebanyakan sudah menggunakan kompor gas, sudah tak lagi menggunakan tungku yang terbuat dari bata dan adonan semen, apakah keberadaan Dewa "Ciao Kun” masih tetap ada? </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Ci Hoet : Meskipun dahulu bangunan rumah terbuat dari tanah dankayu, dan kini telah mengalami kemajuan tehnologi dengan menggunakan konstruksi beton bertulang mampu mendirikan gedung bertingkat, di dalamnya tetap juga manusia yang menghuninya! Bagaimma mungkin karena perubahan prasarana dapur dengan menggunakan kompor gas lalu Dewa Ciao Kun menghilang! Sesungguhnya dengan semakin baik prasarananya, dibandingkan zaman dahulu yang menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar yang sarat dengan kepulan asap memenuhi ruang dapur, tentunya para roh suci akan lebih senang hadir kerumah! Kebutuhan makan dan minum umat di dunia tiada yang tanpa melalui pemrosesan di dapur. Untuk kelangsungan hiduppnya, makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia, kebutuhan itu tak boleh ditiadakan walau hanya sehari pun, sering pula kita mendengar sebuah ungkapan: "Dimana terlihat adanya asap disitu pasti ada manusianya" maka padat tidaknya jumlah penduuduk di suatu tempat sering menggunakan istilah: "Kepadatan asap dari penduduk". Gelar suci Dewa Ciao Kun di sebut: "Se Ming Cen Ciin"[xx], artinya berkuasa atas kehidupan manusia dan pemberkatannya dalam hal makan-makanan, yang untuk memmproses masakan itu apakah kompor gas atau tungku tak jadi soal, tak dibedakan, toh masaknya .. sama juga menggunakan api, maka Dewa Ciao Kun (Dewa Dapur) juga disebut dewa api, yakni "Huo De Xing Ciin" [xx]. Dalam hal lampu altar, dahulu mengguunakan "Iampu minyak", kini menggunakan "Iampu listrik", tentu tak karena masalah ini lalu para Roh Suci tak mau hadir di vihara, klenteng dan tempat beribadah lainnya! Tak peduli bagaimanapun majunya ilmu pengetahuan, sampai bisa membangun gedung pencakar langit, roh manusia takkan pernah binasa, Sin Beng (malaikat) tetap berada di samping kanan kirimu, dan Dewa Ciao Kun pun tetap berada di depan dapur. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />YangSheng : Oh, ternyata begitu, meskipun prasarana dapur serba modern, tetap juga menggunakan bahan pokok berupa beras, minyak goreng, garam, cuka dan lain sebagainya Saya sudah duduk dengan baik di atas teratal: silahkan Guru berangkat pulang. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Ci Hoet : Sudah tiba, turunlah. </span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-571041366531584322.post-48761354787536250982010-03-25T08:38:00.000-07:002010-03-25T08:41:00.149-07:00Babak 54: Neraka 9, Neraka Besar Aphi<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"></span><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >MELAWAT KE NERAKA BESAR APHI </span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >BUDDHA HIDUP CI KUNG TURUN</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >TAHUN T1NG SHE, 51 GWEE J1 CAP LAK 2535</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;"><br />Prolog: </span><br /><span style="font-size:85%;">“Disaat acara kebaktian doa malam hari, terdengar suara mendaras Surat Sutra (Liam Keng) dari Perguruan Roh Suci, </span><br /><span style="font-size:85%;">Menggugah dan menyadarkan umat untuk meninggalkan nama dan prestise, </span><br /><span style="font-size:85%;">Bangunan gedung nan serba tinggi dibangun secara beruntun, Tak urung setelah seratus tahun kemudian tetap harus pergi dan berpindah ke benteng gundukan tanah.” </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Kini di depan Vihara Sheng Shian dibangun gedung nan tinggi, bernasib baiklah orang pada zaman modern ini, semua bisa tinggal di tengah "awang-awang, tetapi kenyamanan hati tentu lebih utama ketimbang kenyamanan tempat tinggal, jika hatinya tak bisa tenang nyaman, walau tinggal di gedung bertingkat nan tinggi sekalipun takkan bisa digolongkan orang yang bernasib baik! Yang terpenting bagi manusia adalah kenyamanan hati, kalau tidak, meski tinggal di dalam istana, tetap akan terasa gelisah, duduk terasa tak enak, berdiripun terasa tak enak, bagaimana bisa merasa bahagia? </span><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Benar sekali apa yang Guru tuturkan! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Cepat naik ke atas teratai, siap melawat ke alam baka. </span><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Saya sudah duduk dengan baik, silahkan Guru berangkat. . </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Sudah tiba, Yang Sheng, turunlah. </span><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Saya sudah turun, hari ini datang kemari, tempat apakah ini? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Hari ini kita melawat ke "Neraka besar Aphi"[xx]! </span><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : "Neraka Aphi” sungguh menakutkan, saya pikir lebih baik; ke tempat lain saja! </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Ci Hoet : Kau tak perlu takut, saya ada disini, tiada yang perlu ditakuJtkan, jika hatimu terasa tak enak, baiklah, saya berikan kau sebutir pil "Penenang hati"[xx], cepat ditelan, dan ikuti saya melaju. </span><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Terima kasih atas pemberian Pil Dewa, setelah ditelan, hati terasa tenang dan nyaman kembali. Di depan sudah ada Pejabat yang menyambut kedatangan kita. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Pejabat : Selamat datang kepada Buddha hidup Ci Kung dan Yang San Sheng yang datang kemari untuk memberi petunjuk, Neraka kami bernama "Neraka Aphi", berada di bawah kekuasaan Astana ke sembi Ian, silahkan kalian berdua meninjau. </span><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Terima kasih atas ketulusan hati Pejabat, lingkupan “Neraka Aphi” mengapa begitu luas? </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Pejabat : "Neraka Aphi" ini bagaikan hidung manusia, dikatakan besar sebenarnya juga tidak besar, tetapi bisa menembus keseluruh badan, lagi pula merupakan jalur pernapasan yang sangat penting, maka roh dosa yang dipenjara di "Neraka Aphi" adalah roh yang dosanya amat besar dan banyak. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Di depan ada sebuah rongga besar, saya tak berani menengok ke dalam, di dalam tampak gelap gulita, hanya terdengar suara rintihan dan suara air panas yang mendidih, apakah para roh dosa terendam semua di dalamnya? </span><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Yang berada di dalam rongga itu adalah roh-roh dosa, neraka ini ada 18 lapis, di dalamnya tertancap banyak pisau, lagi pula penuh dengan cairan larva bumi yang panas, roh dosa yang digiring oleh perwira, ditusuk dengan tombak lalu dimasukkan ke dalam rongga dan tertarik oleh gaya tarik magnet bumi, dan hanya terdengar satu kali suara jeritan, terputus sejenak, kemudian terdengar jeritan-jeritan lagi. Keadaan di dalam penjara ini sangat gelap, telapak tangan sendiripun tak bisa dilihat, yang mendapat siksa hukum di dalam sungguh menderita, siksaan ini tergolong siksaan paling keras! </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Yang Sheng : Saya sering mendengar orang berkata, umat di dunia paling "takut kalau setelah meninggal rohnya masuk ke “Neraka Aphi” apakah sebabnya? </span><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Orang yang masuk ke neraka Aphi, kebanyakan rohnya tak bisa terangkat untuk dilahirkan kembali, seperti pengadilan di alam dunia, dimana pengadilan telah memutuskan hukuman penjara seumur hidup! </span><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Bolehkah membawa keluar beberapa roh dosa untuk dimintai kesaksian? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Vihara Anda menerima Titah dalam menyusun kitab "Melawat ke Alam Baka", oleh karena itu Yam Ong mengizinkan membawa keluar beberapa roh dosa untuk memberikan kesaksian perkara agar bisa dipakai sebagai rujukan/bahan referensi, kalau bukan karena itu, biasanya roh dosa yang masuk ke "Neraka Aphi" tak boleh dikeluarkan, saya akan gunakan aji pusaka, Coba kau Iihat aji pusaka ini, begitu disorotkan ke dalam penjara, maka tampak terang benderang. Seluruh peralatan mesin penyiksa berhenti bergerak. Perwira, cepat angkat keluar beberapa roh dosa ke atas! </span><br /><span style="font-size:85%;">Perwira : Siap! sudah digiring keluar. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Di sekujur badan tampak luka-Iuka, juga penuh berlumurkan lumpur dan bercak darah, kedua bola mata tampak menonjol keluar, sudah tak rupa manusia lagi, sungguh kasihan! </span><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Akan saya gunakan sedikit ilmu kesaktian, agar kesadarannya pulih kembali,serta mengurangi rasa sakit di badannya, agar bisa memberi keterangan perkara. </span><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Ilmu kesaktian Guru sungguh luar biasa, sekarang mereka telah berubah menjadi tujuh puluh persen berupa orang dan tiga puluh persen berupa hantu, dan sudah bisa berbicara. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Pejabat : Disini telah hadir dua tokoh guru besar, cepat ceritakan sendiri perbuatan jahat kalian semasa hidup, agar bisa memberi pelajaran bagi umat di dunia. </span><br /><span style="font-size:85%;">Roh Dosa1 : Semasa hidup saya durhaka terhadap orangtua, setiap hari, hanya luntang-Iantung keluyuran. Bila saya menjulurkan tangan minta uang tapi tak diberi, saya langsung mencaci-maki kedua orang tua, ada kalanya sampai saya pukuli dan tendangi. Sernasa hidup tak pernah berbhakti, setelah meninggal saya menerima banyak hukum siksa di berbagai Astana, lalu diputus lagi masuk ke "Neraka Aphi", roh saya tak terangkatkan selamanya, mohon kepada kedua Guru besar, mintakan pengampunan untuk saya, asalkan bisa keluar dari "Neraka Aphi", walaupun ditumimbal lahirkan menjadi sapi atau anjing pun saya rela, di sini sungguh menderita sekali. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Ci Hoet : Diantara segala bentuk kebajikan, laku baktilah yang paling utama. Semasa hidup tak tahu membalas budi orang tua, menafkahi, menjaga dan melayani malah memukuli dan menendangi, sungguh durhaka sekali, hukum neraka bagi orang yang tak berbaktl, digolongkan dalam dosa yang tak terampunkan, maka saya tak bisa berbuat apa-apa! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Ada kalanya umat di dunia yang karena masalah kepentingan pribadi atau nafsu egonya dalam perkara perkawinan atau harta kekayaan sampai berani melawan orang tuanya, tak lagi berbakti kepada orang tua, jika tak cepat-cepat bertobat maka kelak "Neraka Aphi" akan menjadi bagiannya. Kini roh yang kedua, cepat berikan kesaksian. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Roh dosa2 : Semasa hidup saya suka main cabul, telah beberapa kali memperkosa wanita dari keluarga baik-baik, pernah juga menggoda janda, menipunya lalu menggaetnya, dan melakukan hubungan gelap dengan anak angkat perempuan saya sendiri. Boleh dikata saya telah puas menikmati kesenangan nafsu birahi, siapa tahu, setelah meninggal malah menerima bermacam-macam siksa hukuman dan yang terakhir diputus masuk ke dalam "Neraka Aphi”, selamanya tak memperoleh kesempatan untuk terangkat dalam perputaran tumimbal-Iahir. Guru, tolonglah saya, jika bisa keluar dari derita ini, saya rela menjadi anjing atau kuda piaraanmu! </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Ci Hoet: Saya tak membutuhkan anjing atau kuda, semasa hidup tak menuruti jalan yang benar, berzinah merupakan biang kejaahatan yang paling utama, bertobatlah di dalam "Neraka Aphi"! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat: Roh yang ketiga, cepat ceritakan perbuatan dosamu semasa hidup! </span><br /><span style="font-size:85%;">Roh Dosa3 : Semasa hidup saya memalsu produk obat-obatan impor, arak impor, vetsin, arak beras, arak ketan Shao Xing dan lain sebagainya dengan tujuan untuk meraup keuntungan yang besar, saya pun untung besar. Karena mengambil keuntungan tanpa bermoral, maka saya diputus masuk "Neraka Aphi". Mohon kepada Buddha hidup Ci Kung untuk memintakan ampunan dari Yam Ong, agar melepaskan saya. Kelak jika dilahirkan menjadi manusia lagi, saya pasti jadi orang baik-baik, dan mencari keuntungan yang halal. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Ci Hoet : Membuat arak palsu, obat palsu, dosanya paling besar, tak menggindahkan etika moral dan keselamatan nyawa orang. Setelah masuk mulut, barang-barang itu bagaikan racun, sungguh tak tanggung-tanggung, mencelakakan orang, hati nurani -- sudah hilang, kini kau diputus masuk ke "Neraka Aphi” meneguk cairan larva, bisa menetralkan racun, bagaimana rasanya, kau sendirilah yang tahu, saya tak berdaya menolongmu! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Giliran roh keempat, cepat ceritakan perbuatan jahatmu semasa hidup! </span><br /><span style="font-size:85%;">Roh Dosa-4: Semasa hidup secara khusus saya melakukan bisnis penyelundupan,di samping itu saya menghisap dan menginjeksi diri sendiri dengan narkotik. Setelah menyandu, demi mengatasi pengeluaran yang luar biasa besarnya, secara sembunyi-sembunyi saya ikut berjualan obat narkotika. Selama hidup tak sedikit orang yang menjadi korban saya. Setelah meninggal, Yam Ong gusar sekali, menghukum saya masuk "Neraka Aphi" untuk selamanya. Setiap hari menderita hingga tak tertahankan rasanya, saya menyesal sekali atas perbuatan semasa hidup yang penuh dosa-dosa, kini sudah tak dapat tertolong lagi! . </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Melakukan bisnis selundupan jelas melanggar hukum negara, sedangkan berjualan obat narkotika jelas membahayakan sesama. Hukum di alam dunia melarangnya, hukum di alam nerakapun tak mengampuninya. Barang siapa semasa hidup melakukan penyelunndupan atau mengkonsumsi dan berjualan narkoba, dosa kejahatannya tergolong berat sekali. Jika ada yang melanggar, cepatlah bertobat dan menanggalkan kejahatannya, ubahlah dan perbarui diri, kalau tidak, sesudah meninggal, semuanya akan dijebloskan ke dalam "Neraka Aphi" sampai puluhan ribu tahun pun tak akan mendapat kesempatan untuk reinkarnasi kembali! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Keempat roh dosa telah selesai memberi kesaksian. Berharap umat sejagad sesudah membaca kitab “Melawat Ke Alam Baka” umat yang dulunya pernah melakukan kesalahan mulai sekarang harus bertobat dan merubah diri menjadi warga yang memperbarui dirinya, dengan demikian akan mendapat pengampunan. Semoga para umat cepat-cepat memalingkan kepalanya serta sadarkan dirinya, jangan sampai tergoda oleh nafsu tamak akan keuntungan, sehingga terperosot ke dalam jalan buntu itu. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Ci Hoet : Batas waktu telah tiba, kami bersiap-siap pulang ke Vihara. </span><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Berpamit kepada Pejabat dan para Perwira, terima kasih atas pelayanannya. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Pejabat : Dengarkan Perintahku, segenap Perwira, siap! Berbaris antar tamu pulang. </span><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Yang Sheng, cepatlah naik ke atas teratai. </span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Yang Sheng : Saya sudah duduk dengan baik, silahkan Guru berangkat pulang. </span><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Sudah tlba di Vihara Sheng Shian, turunlah Yang Sheng, roh kembali ke badan. </span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-571041366531584322.post-22436208171371021682010-03-25T08:35:00.000-07:002010-03-25T08:37:58.767-07:00Babak 53: Neraka 9, Ular Berbisa menembus badan<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >MELAWAT KE SUB SEKSI NERAKA ULAR BERBISA BERWARNA</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >MERAH UNGU MENEMBUS DAN MELOBANGI ORGAN TUBUH</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >BUDDHA HIDUP CI KUNG TURUN</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >TAHUN TING SHE, 51 GWEE CAP KAU 2535</span><br /><br /></div><span style="font-size:85%;">Prolog:</span><br /><span style="font-size:85%;">"Dengan bertobat akan bisa mengurangi dosa karma, </span><br /><span style="font-size:85%;">Sila debu duniawi bisa dicuci bersih maka akan tampaklah cahaya rohnya, </span><br /><span style="font-size:85%;">Keberadaan surga hahyalah menampung para tamu pembina rohani sejati, </span><br /><span style="font-size:85%;">Sedangkan keberadaan neraka khusus menampung orang yang jahat.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Keberadaan surga hanya untuk menampung para pembina rohani sejati dan yang mempelajari•hakekat keTuhanan, serta umat yang beramal kebaikan dan memupuk kebajikan; sedangkan keberadaaan neraka adalah sebaliknya, hanya menampung para penjahat yang banyak melakukan berbagai kejahatan, kedua alam itu berbeda, calon yang akan disambutnya juga berbeda, misalnya, gerbang pintu arena perjudian akan menyambut baik para penjudi yang memang sehobi dan tujuannya sejalan, jika kau tak menaruh minat terhadap perjudian, maka satpam penjaga pintu tentu akan melarang keras Anda untuk masuk! Ini menandakan kearah mana animo kesukaan Anda tertuju, arah perjalanan pulang setelah meninggalpun juga demikian halnya. Hari ini bersiap melawat ke alam baka, Yang Sheng, naiklah ke atas teratai. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Siap! Saya sudah duduk dengan baik, silahkan Guru berangkat. </span><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Sudah tlba, turunlah Yang Sheng. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Tempat apakah yang kita kunjungi hari ini? </span><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Lihatlah! Pejabat neraka beserta barisannya sudah berada di depan menyambut kita, mereka adalah pejabat dari “Neraka ular berbisa berwarna merah-ungu menembus organ tubuh” [xx], cepatlah ke depan memberi hormat. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Hormat kepada Pejabat bersama para Perwira! </span><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Tak usah sungkan! Hari ini kami mendapat perintah menyambut kedatangan kalian berdua yang merupakan sesepuh Tao, silahhkan ikuti saya meninjau ke dalam penjara neraka! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Terima kasih atas layanan Pejabat yang ramah, astaga! Di lantai penjara penuh dengan ular-ular besar, sungguh menakutkan! </span><br /><span style="font-size:85%;">Kerumunan ular berwarna merah dan ungu sedang bergeliat-geliut, besar sekali!. Ular-ular itu menerobos masuk ke dalam mulut roh dosa, lalu menerobos keluar melalui pusar perut, ada pula yang sekujur badan telah diterobosi semua sehingga bekas terobosan nya meninggalkan banyak Iobang-Iobang di seluruh anggota badan, pada bekas lobang tercecer bercak-bercak darah di sana-sini, masing-masing roh dosa takutnya bukan main hingga wajahnya pucat pasi, yang badannya sudah berlobang-Iobang semuanya sudah jatuh pingsan tak sadarkan diri, jeritan yang melolong-lolong tak henti-hentinya memekakkan telinga, melihatnya sampai jantungku kejang-kejang, tangan dan kakikupun menjadi lemas, mohon tanya pada Pejabat, dosa apakah yang mereka perbuat? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat Neraka : kami disebut “ Sub seksi Neraka Ular Berbisa Berwarna Merah Ungu Menerobos dan Melobangi Organ Tubuh", di dalam penjara terdapat ular-ular berbisa yang semuanya berwarna, merah atau ungu, mereka tidak menerobos tanah, tetapi malah menerobos ke badan manusia, ini memang ada sebabnya. Barang siapa yang semasa hidup di dunia tak bekerja menurut jalan atau jalur yang benar, khususnya mencari celah-celah kelemahan hukum, melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), tamak akan harta dengan merugikan dan mencelakakan orang lain, hatinya seperti ular berbisa atau kalajengking, khususnya melukai orang lain, membuat onar, mengadu domba, sehingga membuat orang saling membunuh, atau orang yang suka membunuh sesama dengan seenaknya sendiri, atau yang suka membawa senjata tajam dengan sembunyi-sembunyi, yang setiap saat digunakan untuk melukai orang lain. Selain itu, seperti yang kita ketahui, di alam dunia itu kini sedang mengadakan pembangunan secara besar besaran, banyak sekali para kontraktor bangunan yang menerima borongan pekerjaan berbagai proyek bangunan gedung, rumah dan proyek proyek lainnya baik swasta maupun pemerintah, mereka sering curang dalam penggunaan bahan-bahan materialnya, menyalahi bestek, sehingga menimbulkan bahaya di kemudian hari, (menyalahi bestek sehingga bangunannya tak kuat atau jebol), Perbuatan perbuatan seperti itu, layaknya ular yang suka membuat lobang terobosan-terobosan. Semua yang tak bekerja melalui jalur yang benar, setelah meninggal selain mendapat hukuman di berbagai neraka, masih harus diserahkan kemari untuk menerima siksa hukuman yang terakhir. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Ular menerobos tubuh manusia, sungguh menakutkan sekali, apakah masih ada bentuk-bentuk dosa lainnya yang bisa menyeretnya ke neraka ini? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Apa yang saya ceritakan hanyalah garis besarnya saja, ada pula yang kasus perkaranya amat rumit, semuanya tetap diproses hukum menurut kenyataannya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Orang yang suka "jelimet" 1x [xx],mencurahkan banyak usaha untuk mempelajari masalah yang tidak perlu atau yang tak terpecahkan, ingin menyelamatkan yang sedikit atau yang sepele, tapi malah sering kali kehilangan yang banyak atau yang lebih penting, ibarat melakukan terobosan melalui ujung tanduk kerbau, </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">1x Mencurahkan banyak usaha mempelajari masalah yang tidak perlu / yang tak terpecahkan . </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">selama hidup menggunakan tanduk untuk melakukan terobosan, seberapa luas bidang terobosankah yang bisa dihasllkan? Masa hldup manusia itu ada batasnya, mengapa tak menggunakan hati nurani dan bakat kepandaiannya untuk meraih keuntungan!. Melihat naslb dari orang-orang seperti itu, masing-masing bergelimpangan, bekas luka terdapat di sekujur badan, sungguh tak sepadan hasilnya. Berharap kepada umat di dunia, setelah membaca kitab "Melawat ke alam neraka”, janganlah lagi melakukan terobosan ujung tanduk itu, jika tetap nekat, ibarat menjulurkan tangan mengorek ke dalam liang lumpur hendak menangkap ikan belut atau lele, tapi kadang apa yang terdapat di dalam liang itu bukanlah ikan belut atau lele, melainkan seek or ular berbisa, bukankah itu malah mencari mati sendiri? Perlawatan ke alam baka hari ini sampai disini, batas waktu sudah tiba, Yang Sheng, bersiaplah untuk pulang ke Vihara. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Terima kasih atas penjelasan Pejabat, kami berdua mohon pamit. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Segenap Perwira siap, berbaris hantar tamu pulang! . </span><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Sudah tiba di Vihara Sheng Shian, Yang Sheng, turunlah, roh kembali ke badan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >:: selesai disunting pada : Sabtu, 27 Feb 2010, 09:38</span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-571041366531584322.post-2398173991686040152010-03-25T08:33:00.000-07:002010-03-25T08:35:50.176-07:00Babak 52: Neraka 9, Pemercikan Minyak Panas<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"></span><br /><div style="text-align: center; font-weight: bold;"><span style="font-size:85%;">MELAWAT KE SUB SEKSI NERAKA PEMERCIKAN MINYAK PANAS KE BADAN</span><br /><span style="font-size:85%;">BUDDHA HIDUP CI KUNG TURUN</span><br /><span style="font-size:85%;">TAHUN TING SHE, 51 GWEE JWE KAU 2535</span><br /></div><br /><br /><span style="font-size:85%;">Prolog: </span><br /><span style="font-size:85%;"> "Di puncak pegunungan yang tertutup awan ada sebuah jaan yang menembus pintu kahyangan, </span><br /><span style="font-size:85%;">Termenung dibawah pohon pinus hingga lupa senja telah tiba </span><br /><span style="font-size:85%;">Saya suka berpura-pura gila dengan maksud menolong umat di dunia!,</span><br /><span style="font-size:85%;"> Dari dalam buli-buli tampaklah jagad raya yang lain dari-pada yang lain. " </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet: Cuaca semakin panas, sungguh membuat gerah saja. Supermarket, dan terminal penuh sesak dengan orang, hingga rasanya napaspun menjadi sesak,,bahkan perjalanan ke neraka yang penuh dengan lumpur dan berliku-Iiku, juga tak kepalang ramai nya; sebaliknya jika kita lihat keberadaan vihara, klenteng, dan tempat ibadah suci, malah tampak sunyi senyap. Umat manusia sudah lama sekali terbuai dan terpikat oleh keindahan pemanndangan dan kesemarakan duniawi yang semu dan maya; arak, kemolekan wanita, materi,harta, dan kekuasaan, sehingga pelan pelan terperosot masuk ke dalam lembah dosa, maka jalanan di neraka menjadi penuh sesak dengan gerombolan orang! Insaflah, Hai! Umat di dunia! Hari ini siap melawat ke alam baka, Yang Sheng, naiklah ke atas teratai. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Siap! Saya sudah duduk dengan baik, silahkan Guru berangkat .. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Sudah sampai, cepatlah turun, Yang Sheng. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Malaikat dari manakah mereka yang berdatangan dari depan itu? </span><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Mereka adalah Pejabat dan para Perwira dari "Neraka pemerci-kan minyak panas ke badan" [xx], sedang berjalan kemari menyambut kita. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Ternyata begitu. Hormat saya kepada Pejabat dan para perwira </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Tak usah sungkan, kalian kemari adalah atas Titah, dengan senang hati menyambut kedatangan kalian untuk meninjau! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Terima kasih, di alam dunia banyak perusahaan dan pabrik yang pada pintunya tertulis "tidak menerima kunjungan peninjauan: namun kalian malah menyambutnya dengan senang hati! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci hoet : Ha .. ha .. ha .. .! Pabrik adalah tempat penting, orang yang tak berkepentingan dilarang masuk. Neraka sebenarnya tiada berpintu, dan tak berharap ada orang datang ke sana, namun umat di dunia tak melihat jelas tanda peringatan yang tertera, malah, menerobosdan menerjang masuk,tak heran jika mereka datang kemari dalam keadaan babak-belur dan kepalanya mengucurkan darah, tak henti-hentinya mengaduh kesakitan! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Apa yang dikatakan Ci Hoet memang benar adanya, tempat - tempat yang tak suka didatangi (misalnya neraka), lebih baik jangan pergi ke sana, sebab jika nekat, maka akan terperosot ke dalam perangkapnya, mau, menyesalpun tak ada gunanya. Hari ini kami memang menyambut kalian dengan senang hati, tak usah khawatir! Neraka kami disebut “Neraka pemercikan minyak panas ke badan” masuk dalam wilayah kekuasaan Astana ke sembilan, silahkan kalian berdua meninjau. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Terima kasih atas petunjuk Pejabat. Dari dalam penjara terdengar suara teriakan, di dasar lantai penuh kuali besar dengan minyak mendidih, seperti mau menggoreng Cakwe, api dibawah kuali tampak menyala merah, danyang-danyang sibuk menambahkan minyak bakar dan memperbesar nyala api, roh-roh dosa diikat di tiang, kuali minyak disampingnya, minyaknya mendidih, danyang mengambil air dingin lalu diguyurkan ke dalam minyak yang mendidih itu, seketika itu percikan api dan minyak panas memercik ke mana-mana, mengenai badan roh dosa yang telanjang, sehingga sekujur badan melepuh cacat semua, roh-roh dosa menjerit-jerit dengan tragisnya. Kasihan sekali, dosa apa kah sebenarnya yang mereka perbuat? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Saya giring keluar satu-dua roh dosa, untuk memberi keterangan, agar dapat menyadarkan umat di duma. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Baik sekali. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Sudah digiring keluar; roh dosa! Dengarkan perintah: Mereka berdua adalah Buddha hidup Ci Kung dan saudara Yang Shan Sheng yang berasal dari Vihara Sheng Shian di kota Tai Chung dari alam duma, menerima titah melawat ke kuasa neraka untuk mengumpulkan kesaksian kasus-kasus di neraka, cepat berikan pengakuan atas perbuatan-perbuatan tak layak yang kaIian lakukan semasa hidup! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Roh dosa : Sungguh malu untuk diungkapkan, semasa hidup saya adalah seorang pengarang buku, di dalam hati saya berpikir “jika mengarang buku yang halal dan sah, lakunya tak seberapa, lebih baik mengarang dan menjual buku cerita porno, bisa meraup keunntungan besar." Sejak itu saya diam-diam mengarang, mencetak dan menjual buku-buku secara gelap, sayapun mendapat banyak keuntungan, tapi perkawinan saya tidak harmonis, akhirnya berrcerai dengan istri, pada usia tua saya terkena stroke, badan saya lumpuh separo, ini memang termasuk balasan karma buruk yang harus saya terima. Setelah meninggal roh saya digiring oleh danyang utusan neraka sampai ke neraka, di depan panggung cermin dosa tampak nyata semua perbuatan saya yang melanggar hukum. Sayapun diproses di berbagai Astana neraka dan menerima hukuman pembedahan hati, penggal tangan dan hukuman yang lain. Kini saya diserahkan ke Astana ke 9, dihukum ke neraka pemercikan minyak panas ke badan, setiap hari melolong-Iolong kesakitan mohon ampun pada langit dan bumi, tetap tiada orang yang menaruh belas kasihan terhadapku. Saya berpesan kepada umat di dunia, jangan mengarang buku-buku porno yang bisa mencelakakan orang, agar tak mengalami nasib seperti saya, sampai hari ini tak bisa menghirup udara bebas di bawah pancaran sinar matahari. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Buku buku porno banyak mencelakakan orang, tak sedikit remaja di duma setelah membaca buku porno lalu terjangkit kebiasaan buruk yang disebut onani atau lalu menjadi suka pergi ke rumah rumah bordil, bahkan sampai melakukan perkosaan dan pembunuhan, meracuni umat sepanjang masa. Pengarang buku porno selain menerima siksa hukuman di berbagai neraka, pada akhirnya masih akan dimasukkan ke "Neraka Aphi” [xx], kelak peredaran buku porno. sudah hilang baru bisa keluar dari neraka dan dimasukkan lagi ke jalur tumimbal lahir untuk menerima karmanya. Kini giliran roh 'dosa ke dua, cepat ceritakan perrbuatan dosa apa yang kau lakukan semasa hidup? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Roh dosa : Semasa hidup saya membuka usaha foto studio. Tehnik foto saya lumayan, namun usaha masih tak maju, kemudian saya tergoda oleh ajakan teman secara sembunyi-sembunyi membuat foto porno untuk dijual, dan mendapat untung banyak. Sayang usaha gelap itu akhirnya ketahuan pihak berwajib, sayapun ditangkap polisi dan dihukum. Semasa hidup saya hanya melakukan pelanggaran ini, setetah meninggal menerima hukuman dera di berbagai astana, kini masih diserahkan kemari untuk meneriima siksaan lagi, derita ini sungguh tak terperikan! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Barang siapa yang mengarang buku cerita porno, membuat dan mencetak foto porno, membuat dan mengedarkan obat-obatan sex, mencetak buku porno, kios bukunya mengageni penjualannya, dosa karmanya ditanggung bersama, penguasa neraka akan menjatuhkan hukuman berat. Perzinahan merupakan kejahatan yang paling utama, orang yang terlibat dalam usaha percabulan sama sekali tak mengindahkan kaidah kesantunan, berlagak pura-pura, dan ceritanya mengada-ada, mencemari rohani orang, Sungguh amat besar dosanya. Umat di dunia janganlah sekali-kali melihat dan menonton buku dan gambar yang amat kotor itu, agar rohani nya tak tercemari, sehingga menanam benih kejahatan, dan memmbuat marah roh malaikat penjaga diri .</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Hari ini waktunya sudah habis, kami bersiap pulang ke Vihara, terima kasih atas petunjuk Pejabat! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Mohon pamit kepada Pejabat dan para perwira, terima kasih atas kemudahan yang telah diberikan! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Pejabat : Tak usah sungkan, segenap perwira dan petugas siap, berbaris menghantar tamu pulang. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Sudah tiba di Vihara Sheng Shian. Turunlah Yang Sheng, roh kembali ke badan. </span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >::selesai disunting: Sabtu, 27 Feb 2010, 09:13</span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-571041366531584322.post-3216389243544613352010-03-25T08:31:00.000-07:002010-03-25T08:33:22.755-07:00Babak 51: Raja Tu Shi, Astana Neraka ke-9<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >BERKUNJUNG DENGAN RAJA TU SHI</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >BUDDHA HIDUP CI KUNG TURUN </span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >TAHUN TING SHE, SA GWEE JI CAP KAU 2535</span><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >MELAWAT KE ASTANA NERAKA KE - 9</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;">Prolog:</span><br /><span style="font-size:85%;">"Sulit bagi umat manusia untuk bisa lolos dari pintu hantu, </span><br /><span style="font-size:85%;">Arwah demi arwah yang sudah meninggalkan pintu hantu ternyata juga kembali lagi, </span><br /><span style="font-size:85%;">Kekayaan, kedudukan, dan kemegahan duniawi layaknya sebuah mimpi belaka, </span><br /><span style="font-size:85%;">Lebih baik hidup bersahaja dan tekun bekerja, dengan sendirinya akan terasa bahagia serta lega dan santai" </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Kita sudah melewati delapan Astana, kini perlawatan ke Alam Baka telah tiba saatnya ke Astana neraka ke sembilan, hari ini kita akan ke sana untuk mengungkap rahasia kinerja kuasa neraka, Yang Sheng bersiaplah naik keatas teratai.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng: Hari ini akan melawat Astana neraka kesembilan, penyusunan kitab "Melawat ke A/am Neraka" sudah hampir selesai sungguh tak terlukiskan rasa gembira dalam lubuk hati saya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet: Jika sudah melewati masa kritis dalam percobaan sembiIan babak, kau akan jauh terasa ringan, tapi jangan terlalu dini untuk bersenang hati, perjalanan masih jauh dan tugas pun berat, kita harus bekerja dengan hati-hati, jika kitab "Melawat ke Alam Neraka" ini bisa terbit untuk menyadarkan umat, kau akan menndapat pahala utama,saya harap kau baik-baik menjalankan tugas, cepatlah naik keatas teratai. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng: Siap, saya sudah duduk dengan baik, silahhkan Guru berangkat. ... </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Sudah tiba, Yang Shen, Turunlah. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng: Saya sudah turun, di depan sana tampak ada keramaian, banyak orang berdesak-desakan, agaknya ada upacara besar untuk menyambut kedatangan kami </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Penguasa Astana neraka ke-9 Raja Tu Shi [xx] sebelumnya sudah lama mendengar kalau hari ini kita akan datang berkunnjung, maka secara khusus beliau mengatur penyambutan kita yang datang dari alam dunia, dengan menyelenggarakan jamuan makan, coba kau lihat dan dengar! Suara tabuhan gembreng dan genderang begitu memekakkan telinga, lagu penyambutan dibunyikan dengan menggunakan berbagai instrument alat musik tradisional. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng ; Melodi musik ini seperti musik klasik populer! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Ya! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Kata orang bilamana terdengar alunan musik surgawl: itu pertanda ada orang yang naik ke surga, apakah memang demikian? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Ya, umat di dunia dalam membina jalan keTuhanan yang jasa pahalanya sudah mencapai tingkat sempurna, pasti akan mendengar alunan musik surgawi ditelinganya pada saat berpulang ke alam dewata; tapi jika orang tersebut tak punya amal jasa dan kebajikan yang sangat besar, penguasa langit takkan memberlakukan / mengadakan penghormatan yang luar biosa. Tradisi di dunia saat diadakan upacara pembagian hadiah tanda jasa juga diiringi dengan musik, di dunia ada musik gubahan manusia, di surga pun ada musik surgawi, itu memang bukan omong kosong. Jika semasa hidup hanya melakukan kejahatan, menjelang kematiannya pasti sering mendengar suara tangisan setan, atau bunyi-bunyian rantai dan borgol, kalau sudah begitu, perjalanannya untuk berpulang memang pantas dikuatirkan, itu pertanda akan ditangkap oleh danyang utusan neraka. Cepatkan langkah laju kita, para Pejabat Astana ke sembilan sudah berbaris menunggu kita! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Hormat hamba kepada raja Tu Shi Dan para pejabat malaikat, hamba adalah mUrid Perguruan Roh Suci berasal dari Vihara Sheng Shian di kota Tai Chung, bersama dengan Guru Ci Hoet menerima Tilah menyusun kitab perlawatan ke alam baka, hari ini datang kemari hamba mengucap terima kasih atas perlakuan istimewa Baginda, hamba mohon diberi kemudahan! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Cukup, berdirilah saudara Yang San Sheng. Hari ini kami secara khusus menyediakan jamuan makan, untuk menjamu kalian berdua. Cepat ikuti Saya masuk ke ruang tamu Astana untuk istirahat. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Terima kasih atas perlakuan istimewa Baginda!. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Kita ikuti saja Yam Ong masuk ke dalam Astana untuk istirahat!</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Kalian berdua silahkan duduk, tak usah sungkan, demi menyusun kitab melawat ke alam baka,melawat dari Astana pertama hingga Astana kami, tentu banyak bersusah payah, hari ini secara khusus Saya menyelenggarakan jamuan makan untuk kalian berdua! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Terima kasih atas perhatian Raja Tu Shi, beruntung ada Anda yang mengadakan jamuan makan untuk kami berdua, kalau tidak, maka selama lebih dari setahun ini, alas duduk teratai sudah dipenuhi dengan debu! </span><br /><span style="font-size:85%;">(menjamu tamu yang datang dari kejauhan, dalam bahasa Mandarin diistilahkan dengan kata Xi Chen [xx], secara harfiah artinya membersihkan debu. Sebelum makan, biasanya mandi-mandi dulu.) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Apa betul? Hati Guru asalnya bersih dan jermh, hanya badannnya saja yang kotor, bak bunga teratai yang tumbuh di lumpur yang kotor tapi bunganya tak terkotori Karena sifat asalnya memang suka menjaga kebersihan dan keluhuran budi dirinya, hanya kedua kaki-fananya saja yang salah jalan, maka sesekali perlu dibersihkan. Kalian tak usah sungkan, silahkan ambil sendiri dan makanlah buah-buahan dewata sesuka hati! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Tak usah sungkan-sungkan, muridku, muridku, mari makan buah dewata. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Terima kasih, buah-buahan dalam piring ini mirip buah anggur yang ada di alam dunia, merah keungu-unguan,aromanya harum, rasanya manis, sungguh enak! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Ini memang buah anggur hitam, tumbuh di gunung Kun Lun, tumbuh secara alami, mendapat sari energi dari langit dan bumi, maka wujud warnanya jadi hitam,tergolong buah-buahan bernilai tinggi, makanlah sepuasnya! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Kita sambil makan sambil ngobrol, Yang Sheng, jika kau ada pertanyaan, mintalah petunjuk dari Yam Ong! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Baiklah, hamba mau bertanya, bagaimanakah kesan Baginda hidup di alam neraka?</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong: Ha ... ha! Bagaimanapun berada disini kami juga merasa mengemban tanggung jawab yang besar dan berat, perjalanannpun terasa panjang dan jauh, menyaksikan sekelompok demi sekelompok roh dosa menerima siksa hukum yang keras, hati kami sebenar nya juga tak tega, tapi apa boleh buat, siapa saja yang datang kemari tentu harus diproses secara adil, sama sekali tak boleh pilih kasih, semoga para umat bisa lebih cepat insaf dan kembaIi ke jalan kebaikan, baru tanggung jawab kami bisa selesai. Kehidupan di alam baka ada sisi serius dan santaiinya, sama seperti para hakim di alam duma, tak lain ''seperti cermin yang terang dan terpampang tinggi" dan "meluruskan pikiran hati menegakkan suri tauladan!” </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Oh, ternyata begitu, mohon tanya Yam Ong, Astana Anda berkuasa atas neraka mana saja? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong: Astana kami terutama berkuasa atas Neraka Besar Aphi (Neraka Abadi) [xx], disamping itu masih ada 16 Sub Seksi neraka kecil lainnya, untuk menghukum roh dosa. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Sering ada orang bertanya, setelah meninggal masuk lapisan neraka ke-18, bagaimanakah penjelasannya? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Umat di dunia sering bercanda dengan berkata "setelah mati masuk lapisan neraka ke-18, meneguk minuman kopi itu sebenarnya mengacu pada "Neraka Aphi” karena Neraka Aphi ada 18 lapis, langsung tembus ke titik pusat perut bumi, di dalamnya sangat gelap dan seram, tak dapat melihat apa-apa, penuh dengan lahar bumi: warnanya seperti kopl: bila roh dosa berada di dalam, bagaikan meneguk minuman kopi: apakah kau juga ingin minum secangkir? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Tidak! Tidak! Saya cukup minum teh saja, saya tak mau minum “teh asing" itu, takut tak tahan! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Ternyata kau sangat berhati-hati: silahkan makan buah dewata! </span><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Hidangan dingin ini seperti “Sembilan tingkat pagoda" [xx] yang ada di dunia (daun kemangi), terasa harum bila dimakan, akan tetapi juga manis dingin, lebih unggul dari yang ditanam di dunia, sayur apakah ini? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Tak salah ini juga disebut "Sembilan tingkat pagoda” khas dari hasil Astana ke-9, berkhasiat menguatkan buah pinggang dan tulang, menambah banyak energi pokok, sembilan tingkat mengacu pada kutub Yang (kutub positif, puncak positif), maka “Sembilan tingkat pagoda" menambah hawa positif, bila kau makan, pasti akan berkhasiat! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Ha ... ha! Sering-seringlah naik ke Pagoda tingkat 9, dan sebaik nya janganlah turun ke "18 lapis Neraka, Aphi"! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Kalian berdua jangan sungkan, dengan jamuan makan sederhana yang kami sediakan,sekalipun sudah banyak makan, namun masih tampak belum segar, bagaimana kalau kami ajak saudara Yang Shan Sheng pergi mandi membersihkan debu di bawah “air terjun Sembilan lajur mata air”? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Saya agak takut, mohon Guru menemani saya pergi! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Baiklah!</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Silahkan kalian berdua ikuti saya melaju! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Terima kasih atas dampingan Yam Ong beserta pejabat malaikat, di sepanjang jalan terasa sejuk dan segar, di daerah neraka jarang terdapat jalan yang bersih, datar dan lapang seperti ini! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Jalan ini dikhususkan untuk perlawatan para pembina dan penempa diri, roh suci siapa saja yang kelak akan ditugaskan ke alam dunia menerima kedudukan dewa di atas altar, semuanya harus mandi membersihkan debu kemari, setelah itu baru diperbolehkan pergi ke alam dunia untuk menerima persembahan dupa hio, hari ini kau beruntung bisa datang kemari, mari, lebih dulu cobalah rasa yang terkandung di dalamnya, lihat, di depan sana ada tiga tokoh para suci, ber jalan menuju kemari, mereka semuanya habis mandi membersihkan debu, sekarang akan ke alam dunia menerima kedudukan dewa! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Mereka tampak bersuka cita, wajahnya memancarkan sinar kencana! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Silahkan kalian melaju lebih cepat! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Di depan tampak sebuah gunung nan tinggi, di atas gunung pepohonan hijau fumbuh dengan subur, air ter jun dari atas bebatuan, membentuk pilar air dengan derasnya, terbentuklah pemandangan pilar air terjun yang seakan-akan menyangga langit, dalam cuaca panas seperti sekarang ini, bila bisa mandi dengan air dingin tentu akan merasakan "sejuknya hati dan terbukalah (timbullah) selera makannyal" </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Sudah tiba di lokasi Air ter jun Sembilan Lajur! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Ternyata benar juga, di samping bebatuan gunung tertera empat huruf emas yang besar "Air terjun Sembilan Lajur"[xx], dari atas gunung ada sembllan lajur pilar air yang airnya terjun ke bawah dengan derasnya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Yang San Sheng, bersiaplah untuk berendam membersihkan debu duniawi. Perintahkan para perwira penjaga untuk menyinggkir sementara! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Perwira : Siap! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Yang San Sheng, kau berjalanlah sendiri menuju bawah air terjun! </span><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Tekanan airnya begitu dahsyat dan derasnya, saya tak berani Guru, dampingilah saya sekalian. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Baiklah, badan keBuddhaanku ini sudah tiga tahun lamanya tak dimandikan, seharusnya mengambil kesempatan untuk sekali-kaIi mandi dan dibersihkan, marilah, kita berdua jalan bersama! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Sungguh sejuk dan segar rasanya, oh, mata saya terpejam tak bisa dibuka. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Cepat buka matamu, agar "mata rabun"mu ikut tercuci bersih! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Baiklah! Sungguh enak sekali, tapi sekujur badan basah kuyup, bagaimana ini? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Tak masalah, nanti saya kipas pakai kipas asiwung-ku, dengan sendirinya akan seperti mesin pengering, begitu dijalankan langgsung kering, cepat cuci bersih bagian telapak kaki, bagian itu tak terguyur oleh air, paling kotor! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Mohon kepada Guru, janganlah menyindir, baikkah? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Bagian yang tak terlihat, memang paling kotor, bawah kaki, kolong ranjang, kolong meja, di tempat-tempat seperti itu disebut "sudut mati"', jika tak dibersihkan secara total, memangnya mau dibiarkan tumbuh kutu-kutunya! Kelak besok bagaimana bisa melambung naik ke atas awan! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Oh, ya, ya, kata Guru memang benar </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Kiranya sudah cukup, "sembilan mata air" ini adalah semburan air dari sembilan naga, begitu debu kotoran duniawinya kena sembur, langsung menjadi bersih, tak perlu pakai sabun, deterjen atau zat pembersih lagi, umat di dunia harus senantiasa menjaga kebersihan prilaku lahiriah dan batiniahnya,agar setelah meninggal tak sampai "tak lolos" dari pemeriksaan sehingga dikenai hukuman. Cepatlah keluar, selesai sudah mandinya! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Guru, kipasi/ah dirlku agar cepat kering! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Lihatlah kipasku ini, pasti lebih unggul dari pada mesin pengering! </span><br /><span style="font-size:85%;">Yang Sheng : Ternyata pakaianku ini sudah kering, betapa segarnya segenap raga dan batinku, terima kasih banyak kepada Guru dan Yam Ong! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Semoga saudara Yang San Sheng bisa baik-baik berdharma bhakti pada Vihara Sheng Shian, paculah dirimu! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Siap! Mohon Yam Ong banyak memberkahi dengan sinar nurani!</span><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : "Bila awan telah pergi, maka tampaklah sinarnya, tanpa dicuci pun akan bersih dengan sendirinya", renungkanlah! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Karena waktunya sudah habis, kami cukup sampai disini dulu dan mohon pamit, mohon maat, kami tak bisa mengantar Yam Ong pulang ke Astana. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Yam Ong : Tak apa-apa, hai, pejabat-pejabat sekalian, berbarislah mengghantar tamu pulang! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">YangSheng : Hamba menghatur banyak terima kasih atas jamuan Baginda Yam Ong serta kesempatan yang dlberlkan untuk mandi di "sembilan mata air naga”, budi kebaikan Yam Ong takkan hamba lupakan selamanya, sampai jumpa semuanya!</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ci Hoet : Sudah tiba di Vihara Sheng Shian, turunlah Yang Sheng, roh kembali ke badan. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">:: selesai disunting pada Jumat, 26 Feb 2010, 11:38</span><br /><span style="font-size:85%;">--jumatan dulu --</span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-571041366531584322.post-69336547288003886822010-03-25T08:29:00.000-07:002010-03-25T08:30:39.965-07:00Keterangan Gambar<span style="font-size:85%;"></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Gb 1. Yang Maha Welas Asih Kwan Se Im Posat Mohosat (Dewi Kwan Im) </span><br /><span style="font-size:85%;">Gb 2. Ketua Master Pembina Alam Neraka Tee Cong Ong Posat Mohosat </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 3. kanan : Dewa Seng Huang (Dewa Wali Kota) kiri: Tho Tee Kong </span><br /><span style="font-size:85%;"> (Hok-Sin atau Hok Tik Ceng Sin. Malaikat Keberuntungan:babak ke 41) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 4. Pejabat Seksi Pahala Amal (Gb. menghadap) dan saksi Pidana Kejahatan. </span><br /><span style="font-size:85%;">Gb 5. Utusan Neraka Perengut Nyawa Si Hitam (Gb. kanan) dan Si Putih (Gb. kiri). (babak ke 3 dan ke 33) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 6. Pejabat Seksi Penelitian (Gb. kiri) dan Dewa Kemuliaan (dengan lidahnya yang panjang). (babak ke 56) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb7. kanan:,Raja Setan, kiri: Jaksa Neraka </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 8. lJtusan Neraka Perengut Nyawa : Perwira berkepaIa sapi dan Perwira bertampang kuda (babak ke 10 dan ke </span><span style="font-size:85%;">12 ) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 9. Malaikat Peronda Siang dan Malaikat Peronda Malam (kanan-kiri) (babak ke 10; 60; 61; 62) </span><br /><span style="font-size:85%;">Gb 10. Penguasa Istana Kaisar Jade (Kaisar Giok Hong Tay Tee / Giok Tee) </span><br /><span style="font-size:85%;">Gb.11 Kaisar Astana Gunung Timur (Tong Yi Tay Tee) dgn pejabat Seksi Pahala AmaI dan Seksi Pidana kejahatan (babak ke 5 dan babak ke 60) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 12. Kaisar Feng Du (Fang du Tay Tee) </span><br /><span style="font-size:85%;">Gb 13. Markas Pemangku Wilayah Kota (babak ke 41) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb.14. Suasana di salah satu rumah keluarga yang anggota keluarganya meninggal. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 15. Penguasa Astana ke 1 : Raja Chin Kuang (Yam Ong Chin Kuang Wang) </span><br /><span style="font-size:85%;"> dengan perlengkapan sarana Panggung Cermin Dosa. (baca babak ke 6) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 16. Penguasa Astana ke 2 : Raja Chu Ciang (Yam Ong Chu Ciang Wang ) </span><br /><span style="font-size:85%;">Gb 17. Penguasa Astana ke 3 : Raja Song Ti (Yam Ong Song Ti Wang) dan siksa di Neraka perlindasan kereta (baca</span> <span style="font-size:85%;">babak ke 49) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 18. Penguasa Astana ke 4 : Raja Wu Kwan (Yam Ong Wu Kwan Wang) dan siksa di Neroka Kolam Kotoran Darah (baca babak ke 61) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 19. Penguasa Astana ke 5 : Raja Shen Lo (Yam Ong Shell LO Wang ) dan Panggung Menerawang Kampung Halaman (babak ke 30) serta siksa di perbukitan pisau. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 20. Penguasa Astana ke 6 : Raja Pian Cheng (Yam Ong Pian Cheng Wang) dan siksa pemenggalan tubuh (babak ke 26) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 21. Penguasa Astana ke 7 : Raja Thai San (Yam Ong Thai San Wang) dan siksa Penggorengan dengan minyak mendidih (babak 46) serta siksa Cabut lidah dan Coblos Pipi (babak 47) </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 22. Penguasa Astana ke 9: Raja Tu Shi (Yam OngTu Shi Wang) dan siksa pembedahan dada serta pembedahan tempurung kepala </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 23.Penguasa Astana ke 8 : Raja Bing Teng (Yam Ong Bing Teng Wang) dan siksa Congkel Mata. (babak ke 16) pemenggalan tangan, kaki dan tubuh. (babak ke 50). </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 24. Penguasa Astana ke 10 : Raja Zhuan Lun (Yam Ong Zhuan Lun Wang ) dan kedai Meng Pho Thing (Kedai minum Sup Pelupa. (babak ke 57)</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Gb 25 & 26. Hakekat 6 jaIur Tumimbal lahir: </span><br /><span style="font-size:85%;">1. Jalur Dewata; </span><br /><span style="font-size:85%;">2. Jalur Manusia; </span><br /><span style="font-size:85%;">3. Jalur Asyura (Iblis);</span><br /><span style="font-size:85%;"> 4. Jalur binatang; </span><br /><span style="font-size:85%;">5. Jalur Setan kelaparan</span><br /><span style="font-size:85%;">6. Jalur Neraka (babak ke 58) </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >::selesai disunting pada: Jumat, 26 Feb 2010, 11:00</span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-571041366531584322.post-77431820510209633312010-03-25T08:24:00.000-07:002010-03-25T08:29:04.386-07:00Dekrit "Kaisar Langit" Giok Hong Thay Te<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);font-size:85%;" ><br />DEKRIT KAISAR JADE</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;">Petunjuk keramat : </span><br /><span style="font-size:85%;">Kini Dekrit akan turun, diperintahkan kepada Dewa Seng Huang (Dewa Wali kota) dan Malaikat keberuntungan untuk menyambutnya masing-masing pada jarak 5 li dan 10 li dari luar pintu masuk Vihara, para petugas dan peserta harap menjaga ketenangan dan ketertiban sambil menunggu kehadiranNya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Menteri Dalam kerajaan Sorga bermarga Xii turun masuk ke Vihara. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Prolog:</span><br /><span style="font-size:85%;"> "Tuhan amat rindu pada putra-putri roh asalnya. Para Budha dan Para Suci senantiasa menyuarakan Sutra Penyelamatan. Dekrit Kaisar Jade turun pada medio Pwee gwee dan diumumkan di wilayah pemangkuan-Nya, rembulan memancarkan sinar terangnya menyinari alam baka.” </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Petunjuk keramat : </span><br /><span style="font-size:85%;">Pada malam hari ini kami menerima Titah membawa dan membacakan Dekrit Kaisar untuk dipermaklumatkan, para malaikat dan umat yang hadir diharap dengan bersimpuh-sembah dan khusyuk mendengarkan. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Atas perintah Yang Maha Mulia Paduka Kaisar Jade, Kaisar Langit Maha Keramat dan Tinggi, maka dengan ini dipermaklumkan sebagai berikut: </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ingsun1) menghuni di istana awang-awang, namun hati ingsun tetap memikirkan moralitas umat di dunia, saat ini, melihat dunia yang marak ini tertutup oleh pasir kuning kelam yang berterbangan oleh karena amukan angin, tata kehidupan dengan sesamanya kini telah mengalami kemerosotan secara total yang pria tak loyal dan berlaku bhakti, yang wanita tak menjaga kesucian, kehormatan dan ketenangan, berani menganggap apa yang diajarkan oleh para Budha dan Dewa adalah omong kosong, memandang keberadaan dewa dan roh halus bagaikan sesuatu yang hampa, sehingga pembawaan tingkah Iaku masyarakat menjadi amoral, hukum kebenaran dan keadilan dalam kehidupan manusia sudah terkubur, Ingsun amatlah sedih hati, tak tega duduk berpangku tangan melihat umat-umatKu terperosot kedalam aIam baka tanpa menolongnya, Ingsun ketahui Vihara Perguruan Roh Suci di pemangkuan Surga Pintu Selatan bernama "Sheng Shian Thang” di Tai Chung dalam pemaparan ajarannya semenjak pembukaan vihara hingga kini, telah menguras banyak energi para umat dan roh suci, dan telah menampakkan hasilnya dalam usaha pelintasan umum, kini juga melalui terbitnya majalah “Aulia dan Saleh" telah melintaskan banyak umat yang sesat batin, usaha perguruannya tampak semakin maju, karya sucinya tampak gemilang, setelah Ingsun pertimbangkan, makan dengan ini Ingsun menurunkan titah untuk menyusun kitab pusaka, dengan judul “Melawat ke Alam Neraka", menitahkan Budha Hidup Ci Kung membimbing Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng untuk melawat ke kesepuluh Astana neraka secara rohaniah, dan membeberkan keadaan alam neraka kepada umat dunia, agar umat bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Kitab ini bukanlah kitab biasa, mengingat semangat dan ketulusan hati para senior di Vihara Sheng Shian Thang yang cukup tinggi, maka misi mulia ini barulah Ingsun berikan kepadanya, berharap para senior vihara kukuh dalam iman dan keyakinannya, mewakili Langit mewartakan hakekat kebenaran. Disamping itu juga diperintahkan kepada masing-masing pos penjagaan di alam baka, bila menjumpai lawatan dari pelawat vihara Sheng Shian Thang, harap disambut kedatangannya dan dibukakan pintunya, serta membantunya menyusun karya tulis kencana ini, jika ada yang melanggar titah, semuanya akan dihukum keras tanpa ampun. Dimulai dari seterimanya dekrit ini, pada setiap jadwal pertemuan dengan Roh Suci, melakukan perlawatan ke alam neraka secara rutin dalam-rangka menyusun kitab, sampai selesai tersusunnya kitab tersebut. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Dharma bhakti para senior vihara atas rasa prihatin Sang Langit, saat jadinya kitab tersebut, tetap akan dikaruniakan pahala-pahalanya sesuai amal jasanya, demikian Iah titah Ingsun, jangan sampai dilanggar. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Atas nama Kaisar, semoga titah beliau tidak diabaikan, bersujudlah dengan mengucapkan terima kasih atas kebesaran hati-Nya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Imlek Tahun Ping Chen, Pwee gwee cap go, </span><br /><span style="font-size:85%;">(Tahun Masehi 1976). </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >:::selesai disunting pada: fri, 26 feb 2010, 09:50</span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);font-size:85%;" >Master Guru Thai Sang Wu Ci Hun Yuan Ciao Cu </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);font-size:85%;" >Dewa Yuan Shi Thian Cun Turun</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;">Syair:</span><br /><span style="font-size:85%;">“Bagaikan mimpi saja kehidupan umat dalam melewatkan waktunya; </span><br /><span style="font-size:85%;">Sia sia mengumpulkan harta benda; </span><br /><span style="font-size:85%;">Kesenangan hawa nafsu indrawi telah merusak sifat asalnya; </span><br /><span style="font-size:85%;">Semangatnyapun terkuras hanya untuk mengejar keuntungan dan ketenaran; </span><br /><span style="font-size:85%;">Terombang-ambing dalam percintaan sulitlah dapat membebaskan dirinya; </span><br /><span style="font-size:85%;">Tak disadari karmanya semakin dalam, tersiksa dalam kerisauan triloka; </span><br /><span style="font-size:85%;">Janganlah mensia-siakan kehidupan ini; </span><br /><span style="font-size:85%;">Rubahlah wajah yang seram menjadi wajah seperti Dewi Kwan Im . “ </span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">KATA PENGANTAR</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Menelusuri kembali semenjak sebelum terciptanya langit dan bumi, roh asal masih menyimpan energinya di Alam Bu Kik (Alam Keesaan), begitu bebas Ieluasa tanpa beban batin, dan setelah langit dan bumi tercipta, maka manusiapun terlahir dengan melaluI jati-energi-intinya, mula-mula manusia, berhati baik, maka setelah meninggal langsung kembali keAsal- jatinya, namun manusia kian hari kian terbenam debu keduniawian, pada pertengahan zaman kuno hati umat langsung berubah, maka penguasa langit lalu menyediakan "neraka" sebagai sarana tempat "bertobat dan pembersihan kembali". Apa daya akar watak umat telah tercemar dan berubah mutunya, kian terperosot kian parah; hingga belakangan ini, hati manusia semakin bejad tak keruan, maka nerakapun tampak penuh sesak, Giok Tee (Kaisar Giok) tak tega melihat para umat terperosot semua, maka lalu membersitkan sinar welas asihNya, berkenan mengungkapkan misteri pelaksanaan hukuman di neraka, untuk memperingatkan umat di dunia, berharap umat tak mengulangi jejaknya, sehingga bisa kembali ke sumber asalnya dan tak menderita dalam tumimbal lahir Iagi. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Kini vihara Sheng Shian Anda di Tai Chung menghayati kehendak Tuhan, selama beberapa tahun ini mengayunkan pena sakral membeberkan Ajaran suci, berjasa benar dalam menasehati para umat lagi pula tujuan pokoknya murni, termasuk yang paling giat dalam mengembanggkan Jalan Suci (Tao), maka mendapat titah dari Giok Tee, mengemban tugas berat menyusun kitab “Melawat ke alam baka". Memerintahkan Buddha hidup Cikung membimbing roh Yang San Sheng untuk bertandang ke alam neraka, satu persatu penjara neraka dikunjungi untuk diambil kesaksiannya, dan Dewa kecil Yii Shii Thong Ci yang menopang penanya, mentransfer ala faksimili melalui penglihatan mata batinnya, merekam adegan adegan alam baka, secara on the spot menulisnya sehingga tersusun kitab “Melawat ke alam baka", mengungkap misteri kinerja kuasa neraka, keajaiban kejadian-kejadian yang tak terkirakan sungguh langka sekali dijumpai di dunia. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Setelah memakan waktu dua tahun lamanya, barulah kitab ini selesai tersusun, jika umat dunia bisa membaca kitab ini, lalu segera sadar memalingkan hati, menghindari perbuatan yang tercela dan menjalankan-yang bajik, tekun dalam meniti jalan menuju ke sorga, apabila setiap orang demikian adanya, nerakapun akan bersih dari penghuninya, semuanya tentu berpulang ke sorga sukhawati!. Di dalam kitab ini memuat kesaksian-kesaksian perkara, sesuai dengan acara hukum di dunia, merupakan sebuah kitab suci pelintasan umat, suci dan sakral tak boleh diganggu gugat, berharap sidang pembaca banyak menyiarkan dan menasehati, mencetak serta mengedarkannya secara luas, maka apa yang dimohon tentu akan bisa terkabul, semoga orang yang menaruh perhatian bisa menghayatinya dengan baik, demikian lah kata pengantar ini. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ttd,</span><br /><span style="font-size:85%;"> Yuan Shi Thian Cun </span><br /><span style="font-size:85%;">Hadir memberikan Kata Pengantar ini di vihara Sheng Shian di Tai Chung. </span><br /><span style="font-size:85%;">Imlek Tahun Wu Wu, Si Gwee Cap Sa, (Tahun Masehi 1977). </span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >::selesai disunting pada: fri, 26 Feb 2010, 10:03</span><br /><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-size:85%;" >Wali Ketua Pembina Alam Baka Tee Cong Ong Po Sat Turun</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;">Alkisah, untuk pulang ke surga ada tersedia jalan bagi umat dunia, namun sedikit orang yang melaluinya; sedangkan untuk menuju ke neraka tiada terdapat pintunya namun yang berdatangan malah ber jubel. Umat dunia tak tahan kesepian, tak betah pada suasana yang hening dan tenang, cenderung suka bersandar pada yang berkuasa dan memandang bulu orang, terperosok dalam pusaran arak, seks, harta dan kedudukan; lautan penderitaan ini bagai tiada bertepi, banyak orang yang hanyut tertelan, sehingga kini neraka menjadi penuh sesak, suara ratap tangis menggetarkan langit!. Kami berkuasa atas sepuluh astana neraka, menyaksikan para terhukum mengaduh dan bertebaran di mana-mana, sungguh tak tega hati! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Mahluk yang berada di alam Tri-Loka, bersumber dari Roh Asal yang sama, semuanya karena hasrat nafsu yang belum bisa ditanggalkan semenjak dari awalnya yang kini sudah tak bisa dirunut lagi, sehingga tiada berkesudahan dalam kelahiran dan kematian, menyaksikan betapa menderitanya di jalur tumimbal lahir dan kehidupan para umat yang tersiksa, membuat kami menghela nafas panjang! Sia sia rasanya hanya mempunyai ikrar untuk mengosongkan neraka, namun sayang tiada suatu hari dimana para mahluk akan habis tuntas terlintaskan! Kaisar Giok Tee sungguh maha welas asih, mencurahkan perhatian atas keberadaan anak-anak Tuhan, oleh karena itu lalu memerintahkan pihak Vihara Sheng Shian Thang di kota Tai Chung untuk menyusun kitab “Melawat ke Alam Neraka", menugaskan Buddha Ci Kung (Ci Hoet) membimbing roh Saudara Yang San Sheng untuk melakukan lawatan roh ke alam kuasa neraka, dengan mendapat sambutan dan layanan dari pelbagai direktorat (seksi) kuasa neraka sesampai di tempat yang dikunjunginya, melakukan tutur basa basi dan perbincangan dengan Yam Ong (Raja Neraka) dan pejabat neraka; menelusuri hingga tuntas sepanjang perjalanan alam baka, ditranskrip dan disusunnya menjadi kitab catatan perlawatan, yang mana mengandung Hukum Kebenaran yang Mutlak dan pantas untuk dijadikan patokan dalam pendidikan rohani. Tampak jelas sekali hukum pembalasan yang ditimpakan pada orang yang menipu hati nuraninya dan meninggalkan akal sehatnya serta orang yang melakukan pelanggaran hukum dan kejahatan, banyak sekali bukti perkara yang dapat diperiksa di dalam kitab nantinya, berharap kepada sidang pembaca, sesudah membaca kitab ini bisa menjadikannya sebagai sebuah peringatan, dengan terhentak hatinya segera sadar, dan melakukan pertaubatan pada malam hari yang hening dan sunyi, serta bertindaklah dengan terang nuraninya, agar kelak di saat ajal menjemput tak terperosok ke alam neraka, dimana disana mendapat hukuman dan diperdaya oleh danyang danyang neraka. Barang siapa yang menganggap angin lalu nasehat kami, kelak nanti disaat melolong minta tolong tiada yang bisa menolong, janganlah menyalahkan mengapa para Malaikat Dewa dan Buddha bagai tak berperasaan. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Kini menjelang diterbitkannya kitab “Melawat ke Alam Neraka", kami memerlukan hadir di Vihara ini, sekedar memberi beberapa pesan kata, semoga begitu kitab ini diluncurkan, para mahluk dapat terlintaskan secara tuntas, semoga penghuni neraka dapat lebih cepat dikosongkan, agar alam dunia menjadi taman firdaus yang berbahagia. Itulah yang Kami harapkan. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Demikianlah prakata dari Tee Cong Ong Poo Sat </span><br /><span style="font-size:85%;">Turun dan hadir membawakan tulisan melalui kontak medium pada Vihara Sheng Shien Thang. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Imlek Tahun Wu Wu, Si Gwee Cap Sa, (Tahun Masehi 1977). </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >::: selesai disunting pada: 26 Feb 2010, 10:12</span><br /><br /><br /><br /><div style="text-align: center; color: rgb(51, 51, 255);"><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >Roh Suci Dewa kecil Yii Sii Thong Ce</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >Naik ke Panggung Inspeksi</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;">Prolog :</span><br /><span style="font-size:85%;">"Kitab ajaib turun dari langit untuk dipergunakan sebagai kompas (pegangan arah), </span><br /><span style="font-size:85%;">Keadaan mengerikan di alam kuasa neraka tidaklah omong kosong, </span><br /><span style="font-size:85%;">Jika mau berpaling sebenarnya tiada jalan yang menuju ke neraka, </span><br /><span style="font-size:85%;">Pertobatan yang dilakukan seseorang sering kali melahirkan sosok baru yang lain daripada yang lain.”</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">PRAKATA</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Umat di dunia cenderung mementingkan untuk menikmati benda yang berwujud, mengabaikan pendidikan dan pembinaan rohani, karena etika moral diabaikan, maka tindak kejahatan seperti. perampokan, pembunuhan dan pemerkosaan akhirnya merajalela. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Untuk mencegah malapetaka yang tiada hentinya, sangat perlu sekali mulai menanganinya dari pendidikan moral, menjelaskan bahwasanya pembalasan hukum karma itu memang nyata adanya, dan bukanlah omong kosong bahwasanya Roh manusia takkan binasa, mujur atau celaka sebenar nya tiada berpintu, hanya saja karena berbuat baik atau jahat. Jika semasa hidup seseorang melakukan dosa, sesudah meninggal tentu akan membuat susah rohnya, sehingga terperosot ke dalam Jalur Buruk (xx), menerima gojlokan tumimbal lahir, itulah asal muasal terciptanya neraka. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Roh kami bersih dan murni, maka dapat menjelajah dengan senang dan leluasa di berbagai bentuk alam dalam Tri Loka, kini Vihara Sheng Shian di kota Tai Chung, Taiwan, menerima titah Kaisar Giok Tee (Penguasa Langit) untuk menyusun kitab"Melawat ke Alam Neraka", dan kebetulan kami yang ditunjuk melakukan tugas sebagai "Transfer ala faksimili melalui kemampuan penglihatan alam halus", kamipun tak berani menolaknya, setiap kali bila telah dijadwalkan untuk mengadakan acara pertemuan dengan roh suci melalui kontak medium di malam hari yang sunyi, Buddha Ci Kung turun dan hadir membimbing sukma sdr. Yang Shan Sheng bertanndang mengunjungi berbagai penjara neraka di alam baka, sewaktu mengadakan dialog dengan para arwah berdosa berkenaan dengan perkaranya, kamipun segera menangkap suara dan gambarnya melalui kemampuan penglihatan dan pendengaran alam halus, segera mentransfernya ala faksimili, kami merasuk ke dalam raga Yang Shan Sheng; menggunakan tangannya memegang pena sakral, melakukan penulisan di atas pasir di tempat ruang upacara, menyiarkan dialog yang terjadi di alam baka,lalu disalin diatas kertas sehingga-menjadi sebuah naskah dan tersusunlah kitab ini, untuk memberi peringatan dan nasehat kepada umat di dunia. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Keajaiban yang terkandung di dalamnya, disaksikan dari dekat oleh para pejimsim (xx) yang mengikuti jalannya acara, mereka tiada yang tak berdecak kagum melihatnya, dan yakin benar terhadap keberadaan roh Suci, namun bagi yang tak menyaksikan adegan seperti itu bagaimana bisa yakin tanpa keraguan? Atas pertanyaan itu, kami berharap dengan sangat kepada para umat untuk menyadari bahwasanya keberadaan surga dan neraka sesungguhnya dibangun dari dalam "dasar batin", jika menipu hati nuraninya sendiri, bisakah Anda dengan "hati tenang" tinggal di "surga"? orang yang "menyalahi hati nurani"nya sendiri tatkala menemukan terang nuraninya, tiada yang tak merasa tersiksa batinnya, saat itu sesungguhnya sudah menampakkan pemandangan neraka, namun keberadaan neraka sebenarnya merupakan "tempat penahanan" bagi orang berdosa, pada umat tak dibenarkan terlena, atau menganggapnya sebagai kampung halamannya sendiri, manusia dilahirkan dari asalnya di surga, (tamanfirdaus) (xx), Surgalah tempat tinggal asal mula kita, berharap dengan sangat, janganlah lagi berkelana dalam tumimbal lahir yang tak berkesudahan. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Kini meminjam kesempatan menjelang kitab "Melawat ke alam neraka" akan diluncurkan untuk menasehati umat, kami sekedar memberi kan pesan kata melalui sarana penulisan pena sakral ini, apa yang kami Iihat melalui penglihatan alam halus sepanjang setahun lebih yang lalu, pemandangan dan adegan di alam neraka tampak mengerikan sekali dan tak tega rasa nya untuk dipandang, berharap kepada sidang pembaca yang telah selesai membaca kitab ini, mulai kini dan seterusnya, dalam melakukan sesuatu, senantiasa bisa bersih tanpa ternoda, tidak lagi menebar benih ke neraka, jika bisa demikian, berarti tak sia-sialah susah payah kami. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Demikianlah prakata (Roh suci) Dewa kecil Yii Sii Thong Ce </span><br /><span style="font-size:85%;">dari Istana Yii Sii. </span><br /><span style="font-size:85%;">ImlekTahun Wu Wu, si Gwee Cap Sa, (Tahun Masehi 1977).</span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >::selesai disunting pada: Jum’at, 26 Feb 2010, 10:28</span><br /><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);font-size:85%;" >Ketua Sekretaris pada Istana Kencana Kaisar Langit</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);font-size:85%;" >Bermarga Luo Turun dan Hadir</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;">1. Kitab ini disusun atas Titah Kaisar Penguasa Langit, meskipun kata-katanya sederhana, namun tersirat hakekat kebenaran, sungguh merupakan kitab pusaka bagi para pembina diri dan pendalaman Jalan KeTuhanan. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">2. Jika di dalam kitab terdapat tulisan yang salah, adalah merupakan kesalahan dalam penyalinan, diharap tidak menilai lain. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">3. Kitab ini merupakan hasil jerih payah kerja sama antara malaikat dan umat, memakan waktu selama dua tahun barulah karya besar ini tersusun, seluruh isi kitab telah dengan jelas membuka tabir rahasia keadaan alam kuasa neraka, pasal-pasal hukum neraka yang dikenakan dalam penghukuman cukup jelas dan tegas, pantas digunakan sebagai Ionceng peringatan dalam usaha penyelamatan umat, sungguh merupakan karya tulis yang amat langka dalam sepanjang masa ini, berharap para umat seluruh jagad membacanya! Menghargainya! Menghayatinya! Serta membina dirinya! </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">4. Kitab ini tersusun berkat kerja sama dan melibatkan para pemeran dari tiga alam yaitu Alam Surga, Alam Manusia, dan Alam Neraka, masing masing mendapat pahalanya, maka setiap amal cetak satu buku akan memperoleh respon di tiga alam. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">5. Maklumat dari Istana Kencana: Barang siapa yang amal cetak kitab ini, untuk dibagikan dan diedarkan dengan tujuan melintaskan orang, tak terkecuali apakah amal cetak secara sendirian atau secara andil, atau sebagai sponsor pencari danatur, atau yang mengabarkan dan membeberkan ajaran sesuai isi kitab, serta yang membantu mengedarkan kitab ini, semuanya diperkenankan untuk diberikan keringanan atas dosa-dosa masa Ialunya; bilamana amal jasanya telah cukup terkumpul, maka akan disesuaikan dengan amal jasanya untuk diperkenankan naik menjelajah dengan leluasa ke alam suci. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">6. Barang siapa yang memohon panjang umur, mohon peningkatan karir, mohon kesembuhan dari lilitan penyakit, mohon penghapusan hutang karma, ingin memupuk amal jasa, ingin menebus kesalahan dan dosa, ingin mengangkat arwah leluhur, mohon berkah di akherat, dengan berujar amal cetak kitab ini, semoga dapat terkabul. Barang siapa yang amal cetak dengan disertai permohonan (ujar), diharuskan melapor dengan cara bersembahyang menggunakan hio di hadapan altar dewa dapur (Ciao Kun Kong) atau di kelenteng, di vihara atau menghadap keatas langit, agar selanjutnya dilaporkan kembali oleh para dewa dan malaikat, semoga akan terjawab, amal jasanya takkan disia-siakan. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">7. Dimana kitab ini diletakkan, akan mendapat penjagaan dan pengaman oleh para dewa dan roh suci dari berbagai penjuru, sesudah membaca harap ditempatkan di tempat yang bersih, tak boleh dinodai atau dilecehkan, barang siapa yang memfitnah dan melecehkan kitab ini, atau menghalangi peredarannya, akan terperosok masuk ke neraka untuk selamanya, dan takkan diampuni dosanya, berharap semua umat bisa kembali berada di jalur kebaikan, bertindaklah dengan berpikir tiga kali terlebih dulu. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Imlek Tahun Wu Wu, Si Gwee Cap Sa, (Tahun Masehi 1977). </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >::selesai disunting: Jumat, 26 Feb 2010, 10:35</span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-571041366531584322.post-49175679175399622462010-03-25T08:21:00.000-07:002010-03-25T08:23:59.173-07:00Kata Pengantar<span style="font-size:85%;">Melawat ke Alam Neraka</span><br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-size:85%;">Puji syukur ke hadirat Tuhan YME, Atas terselesaikannya terjemahan kitab “<span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">Ti Yi You Ci</span>” ke dalam bahasa Indonesia yang artinya “<span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">Melawat ke Alam Neraka</span>”, dan telah diterbitkan dalam bentuk sebuah kitab untuk kami persembahkan kepada pembaca. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Anda mungkin akan bertanya-tanya dalam hati dengan diterbitkannya kitab ini, apa sih sebernarnya yang menjadi dasar keinginan kami untuk menterjemahkan dan menerbitkan kitab ini. Maklum, membahas kehidupan Akhirat di Alam Neraka di zaman ultra modern ini, bagi orang yang tak percaya, tampaknya nonsense sama sekali, kami kira, justru karena tipisnya keyakinan akan adanya pembalasan di Akhirat yang dialami sementara orang dewasa ini, dan yang lebih menitik-beratkan kehidupan materialistik dan lahiriah, dengan sadar atau tak sadarkan diri, tak sedikit orang yang akhirnya terseret ke lembah dosa, yang pada akhirnya telah mencoreng predikat yang disandangnya sebagai mahluk termulia ciptaan Tuhan menurut citra-Nya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Seyogianya kita tak menutup mata akan apa yang menggejala atas kondisi akhlak umat manusia di zaman ultra modern ini, celakanya, pencerahan (peradaban) kehidupan materi justru lebih banyak sisi negatifnya dari pada sisi positifnya, entah sadar atau tidak, orang-orang sepertinya tengah berpacu dan berlomba untuk meningkatkan kwalitas hidup material-Iahiriahnya, mereka seakan takut ketinggalan, takut ditertawai, takut dipandang rendah dan lain sebagainya, maka tak ayal lagi lalu menghalalkan segala cara dalam bertindak. Bisa kita jumpai melalui berbagai media cetak atau elektronik, mata kita, telinga kita, rasanya sudah menjadi kebal untuk menatap dan mendengarkan berita-berita tindak kriminal atau amoral, berita-berita tentang kasus pembunuhan, peerampokan, penipuan, penggelapan,perzinaan, perkosaan, perseIingkuhan, perceraian, premanisme serta membudayanya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme rasanya sudah menjadi biasa dan merupakan suguhan berita setiap hari dalam kehidupan sehari-hari kita, belakangan ini malah ada sementara orang yang ditengarai dari kalangan elit yang dengan antusiasnya membahasnya melalui sebuah seminar tentang "Kewajaran dan kelayakan dalam kehidupan berpoligami", ada pula yang mengadakan seminar dengan tema: "Indah dan pesonanya dalam berselingkuh" dan lain sebagainya, tayangan sinetron dan juga lagu-Iagu yang berlirik cengeng bahkan terkesan porno, sudah menjadi trend masa kini. Terus terang, kami bukannya mau sok suci, atau berlagak sok moralis, tetapi akan dikemanakankah sebenarnya tujuan hidup Insani yang nota bene adalah Mahluk termulia ciptaan Tuhan menurut citraNya itu? </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Kitab yang lumayan tebal ini [363 hal], mungkin saja tiada seberapa nilainya, oleh karena itu jika bisa dibaca dan dihayati, apa salahnya dibacanya! Tetapi jika rasanya tiada dapat dibaca, alangkah baiknya dioperkan dan gantian diberikan kepada teman atau famili kalian untuk dibaca. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Ada semacam kitab, hanya berguna bagi orang yang percaya saja, bagi orang yang tak percaya, layaknya seonggok sampah kertas yang tak berguna. Seperti misalnya mitos tentang Gadis Perawan yang melahirkan Putranya dalam kitab Injil; berbagai cerita dangeng dalam kitab Buddha Dhrma; dan juga tentang cerita bagaimana seorang yang buta huruf dapat mengarang sebuah kitab di dalam kitab Alqur'an, dan lain sebagainya., kesemuanya itu memang tak dapat dikritisi dan dipahami menurut logika sekularisme dan orang awam pada umumnya. Sama halnya dengan Kitab ini, juga demikian adanya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Kami berucap terima kasih kepada Anda, yang bahwasanya dalam berbagai kesibukan dapat meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membaca kitab ini, mungkin saja ketika Anda membaca akan timbul banyak berbagai keraguan, kecurigaan dan pertanyaan, jika itu yang terjadi, maka Anda tak perlu meneruskan lagi membacanya, karena tentunya Anda tak perlu menambah susah bagi dirinya sendiri, apalagi bagaimanapun keraguan yang timbul dalam benak hati Anda, selamanya tiada akan memmperoleh jawaban, bahkan penterjemah sendiri juga hanya bisa mengakui kenyataan ini, tetapi juga tak mengerti mengapa bisa demikian terjadinya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Bisakah sebuah hikmah tentang Hakikat Kebenaran membawakan rasa kebahagiaan bagi Anda, bisakah membantu Anda melintasi berbagai rintangan dan kesulitan yang bertubi-tubi, bisakah merubah nasib Anda yang mungkin saja penuh aib, musibah dan kemalangan, itulah yang terpennting kiranya. Sebagai misal dalam mengkonsumsi obat, hal yang terpenting tentunya adalah: bisakah menyembuhkan penyakit Anda, dan tentunya takkan menghiraukan apakah pabrik farmasi itu layak atau tak layak. Sama halnya dengan sebuah Kitab ini, bisakah berguna bagi Anda, adalah jauh lebih penting daripada menyelidiki nara sumbernya dan keaslian isi dan materinya. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Di Dunia ini, memang sarat dengan orang-orang yang suka berpolemik, suka berkomentar ini dan itu, oleh karena itu, kitab ini juga tentunya takkan terkecualikan menimbulkan berbagai pergunjingan dan kontradiksi, tetapi ibaratnya sebuah pepatah: Emas yang tulen takkan takut diuji dengan api yang panas sekalipun. Dengan segala kerendahan hati, kami bersedia menerima kritikan yang keras dari berbagai kaJangan, dengan senang hati kami memohon petunjuk Anda. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Terima kasih kepada Anda. Semoga sebuah kitab ini, benar-berlar dapat membawakan prospek kehidupan yang cerah bagi Anda, sebuah kehidupan Insani yang bahagia yang baru total. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Dengan terbitnya kitab ini, kami tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-ternan seperguruan yang telah ikut melibat kan diri disela-sela kesibukannya ikut dalam usaha menterjemahkan ke dalam bahasa Indanesia, khususnya dalam: hal mengoreksi, dan juga tak lupa pula kami mengucapkan terima kepada para teman seperguruan lainnya yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang selama ini telah banyak memberikan dorongan semangat sehingga kitab ini berhasil diterjemahkan dan diterbitkan, kami tak dapat membalas budi kebaikan mereka, semoga amal jasanya mendapat pahala yang berlimpah ruah dari --- Tuhan YME. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Proses penterjemahan dan pengoreksian ternyata makan waktu cukup lama, penterjemahannya sendiri memakan waktu kurang lebih empat bulan, namun pengoreksiannya ternyata memakan waktu sekitar satu tahun lamanya, maklum melibatkan banyak orang dan mengalami koreksi yang berulang-ulang, -- khususnya dalam penggunaan istilah bahasa Indanesia, dan segi tata bahasanya --- disamping harus mencari waktu yang luang bagi masing-masing teman yang ikut membantu mengoreksi, sehingga terkesan bertele-tele, namun karena sama-sama terdorong oleh rasa keberhati-hatian dan keseriusan dalam usaha menterjemahan, maklum dalam hal ini kami masih banyak keterbatasan dan minim pengalaman, maka kesan bertele-tele itupun tak begitu kami rasakan, yang bisa merasakan mungkin adalah teman-teman seperguruan yang sudah tahu rencana penerbitan kitab ini namun rasanya kok tak kunjung terselesaikan, kepada teman-teman tersebut kami mohon maaf. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Sekalipun telah mengalami pengoreksian yang berulang-ulang dan melibatkan beberapa orang, serta disertai rasa keberhati-hatian dan keseriusan dalam menterjemahkan Kitab ini, namun ibaratnya 'tak ada gading yang tak retak', didalamnya tentu masih terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan yang belum kami duga, untuk itulah, segala saran dan kritik kami harapkan dengan tulus hati kepada para Pembaca sekalian. Saran dan kritik Anda dapat dialamatkan ke: </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Sekretariat Yayasan Dharma Abadi </span><br /><span style="font-size:85%;">JI. Sri Rejeki Dalam Raya No.- </span><br /><span style="font-size:85%;">Telp. </span><br /><span style="font-size:85%;">Semarang. </span><br /><span style="font-size:85%;">Peran serta Anda kami nantikan, terima kasih. </span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Semarang, Oktober 2005 </span><br /><span style="font-size:85%;">Team Penterjemah Ci Hua Thang </span><br /><span style="font-size:85%;">Yayasan Dharma Abadi Semarang </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 153);font-size:85%;" >:::fri, 26 feb 2010, 09:27</span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0